Bpk. Pnt. Gatot Sudirman Ada sinyalemen, elite politik kita jatuh pada pragmatisme sesaat, yaitu mendapat kekuasaan. Mereka tidak menunjukan kemampuan memimpin dengan menjelaskan visi-misi, bahkan muncul kecenderungan adanya keterpecahan antar partai politik. Banyak anggota DPR/DPRD lebih mengedepankan kepentingan pribadi dan kelompok daripada kepentingan umum, sehingga bisa memunculkan konflik yang mengancam kesatuan bangsa. Hal ini merupakan tantangan berat bagi kehidupan berdemokrasi. Bisakah kita menghidupi demokrasi yang dilandasi semangat pengorbanan untuk memupuk keutuhan dan kesatuan bangsa?
Wah kita uda kayak mau ikut di partai politik aja yak, sudahlah sekarang kita jauhkan itu dulu. Karena tema kita kali ini adalah mengenai kepemimpinan di dalam bangsa dan negara kita. Jadi mari cari tau yuk tentang hal itu dari tokoh kita kali ini. Siapakah dia? Beliau adalah seorang pria yang sekarang ini sedang menjabat sebagai ketua I di PHMJ GPIB Yahya, Ya beliau adalah Pak Gatot Alrio Sudirman, atau biasa disapa dengan ‘om Gatot”
Begitu banyak interpretasi tentang arti pemimpin, ada yang mengartikannya secara luas ataupun sempit, positif atau negatif, “tapi bagi saya seorang pemimpin adalah seorang yang bisa membawa seseorang di dalam suatu tujuan yang sudah direncanakan dan bisa memanage apa yang bisa dilakukannya agar tujuan seseorang tersebut bisa tercapai dengan baik.” dan lanjut pria yang merupakan anak ke 2 dari 5 bersaudara ini, “Memang perlu dituntut beberapa hal/kriteria dari seorang pemimpin seperti: dia harus bisa berkomunikasi dengan teman sekerjanya, haruslah seorang pribadi yang bisa dipercayai dalam bidang yang dia pimpin, tau apa yang dilakukannya, memiliki pengalaman di bidangnya, serta harus sopan, jujur dan berkelakuan baik.”
MELAYANI adalah definisi kepemimpinan yang dipakai oleh Yesus, dan ini memang benar, apakah di bidang sekuler atau di bidang rohani. Lelaki kelahiran Pekanbaru , 19 November 1946 ini mengatakan bahwa pengalamannya baik dia bekerja di bidang sekuler ataupun rohani di GPIB Yahya sejak 1981-sekarang ini meyakinkannya bahwa seorang pekerja harus menjadi pelayan bagi anak buahnya, dan seorang staf yang baik sekaligus harus melayani atasan dan anak buahnya.
Kepemimpinan yang berhasil n sukses seperti apa?
“Kepemimpinan berawal dari lingkup kecil yakni keluarga, organisasi lalu negara. Di manapun ia berada semua kriteria harus dipenuhi. Di gereja, makin tinggi sesorang posisinya makin melayani dia. Berbeda dengan di kantor atau di tingkat lebih tinggi lainnya. Di gereja, pemimpin gereja harus lebih melayani dengan rendah hati dan mengabdi. Harus bisa berkomunikasi degan bawahan dengan baik harus tahu norma. Sang pemimpin harus lebih tahu dari bawahannya, jika tidak tahu harus bertanya, pemimpin tidak boleh mengeluh karena akan membuat bawahan menjadi kecil hati, harus jujur dan tau batas kemampuannya.” Lalu suami dari Tante Sonny Sudirman ini pun menyimpulkan, “jadi bisa dibilang berhasil jika tidak ada keluhan dan ada pandangan baik dari semua pihak serta disertai rencana kerja yang sistematis.”
Dari sekian banyak pemimpin yang ada di dunia ini, pastilah ada pemimpin yang mengendalikan suatu organisasi besar dan mampu merangkul begitu banyak pengikut, tapi ternyata tidak memiliki karakter. Mereka mampu memberikan perintah dengan jelas. Mereka menunjukkan keberanian dan kemampuan. Dan mereka bahkan mau menerima nasihat orang lain. Kepemimpinan mereka berhasil dan sukses, namun apakah tampuk kepemimpinan itu sanggup bertahan lama?
“Jika dimonitor dari beberapa poin dari kehidupan rakyatnya, sudah punya nilai baik, tapi memang setiap orang punya kelemahan dan kelebihan.” Kira-kira begitu pedapat beliau tentang kepemimpinan pemimpin bangsa kita saat ini,
Situasi sosial politik kita diwarnai sikap kebanyakan elite politik dan tokoh pemerintah yang berfalsafah do ut des, aku memberi, agar Anda memberi (kalo mungkin lebih banyak). Maka, dipertanyakan adakah self-giving attitude, sikap pemberian diri, pengorbanan untuk kehidupan bersama, di kalangan elite politik dan tokoh pemerintahan kita? Wah susah juga kalo harus mencari jawaban ini ya..
Bagaimana kalo kita bertanya tentang sosok pemimpin yang diharapkan oleh bapak yang menyukai lagu-lagu yang berbau ethnik dan kedaerahan dari hasil pemilu ini , “Pemimpin terpilih harus bisa menyejahterakan rakyat. Seperti jaman Soeharto di mana kelemahan terletak di level atas, tapi rakyat tetap baik-baik saja. Pemimpin terpilih harus mengerti, mengayomi rakyat dan adil terhadap semua umat beragama, Negara kita berdasarkan atas Pancasila jadi harus bertindak adil dan bijaksana. Pemimpin suka goyah karena gagal karena banyakna godaan”
Waduh nih dia neh yang terakhir yang mau dikasih sama om Gatot yang katanya singkatan dari nama tengahnya adalah ALRIO = Angkatan Laut di Pulau Riau, karena ayahnya adalah seorang mantan perwira Angkatan laut, “ Jika ingin menjadi pemimpin yang baik, harus memiliki pribadi yang baik, mau melayani bagi semua orang sampai tingkat terendah sekalipun. Masalah pasti tidak akan terjadi karena komunikasi yang baik dan bisa dihindari. Seorang pemimpin harus lebih mau melayani dan berkorban.”
Memang, jika penghayatan sikap mau berkorban bagi kehidupan bersama itu kurang atau tidak ada, perpecahan dan ancaman keamanan akan kian nyata, dan taruhannya adalah kesatuan bangsa.
Semoga semangat Paskah memberikan dorongan kepada pemimpin-pemimpin kita untuk mewujudnyatakan sikap pengorbanan demi keutuhan hidup berbangsa kita. (RSS)
Quote a quote:
"The authority by which the Christian leader leads is not power but love, not force but example, not coercion but reasoned persuasion. Leaders have power, but power is safe only in the hands of those who humble themselves to serve."
John Stott
Label: misioner April 2009, ToBat
comment?
/ top