Yahya YOUTH


GP Yahya??

GERAKAN PEMUDA (GP)
GP GPIB baru terbentuk pada 15 Juli 1950. Melalui pembentukan Dewan Pemuda yang mengkoordiinasi kegiatan-kegiatan pelayanan pemuda dan sekolah minggu.(dan akhirnya sekarang disebut dengan BPK GERAKAN PEMUDA)

VISI: MISI BPK GP GPIB
Menjadikan Pemuda GPIB yang Misioner – dalam hal :
1. Benteng Iman / Spiritualitas
2. Sosialisasi (Program)
3. Wawasan Kebangsaan Global (Oikumene Gereja-Gereja)
4. Kader Gerja dan masyarakat
5. Pembinaan yang tepat guna
GP GPIB Yahya
Gerakan Pemuda GPIB Yahya merupakan salah satu Badan Pelayanan Kategorial (BPK) GPIB Jemaat Yahya sebagai wadah pembinaan warga GPIB yang berusia 18-35 tahun.

Susunan Pengurus GP GPIB Yahya periode 2007-2012:
Ketua: Samuel C Pantou
Wakil Ketua: Robin Sitorus
Sekretaris: Elfa Karwur
Bendahara: Silviarani S.
Bid. Imaji: Yunita Sinaga
Bid. Pel. Kes.: Yohanes Sitorus
Bid. Med. Info.: Alwin Tairas

Kegiatan Rutin: Ibadah GP: Setiap Sabtu jam 17.00
Latihan Paduan Suara GP: Setiap Minggu jam 12.00
Penerbitan Buletin Misioner: Sebulan sekali di pertengahan bulan

Anggota GP GPIB Yahya adalah seluruh pemuda pemudi yang merupakan anggota jemaat GPIB Yahya dan berumur 18-35 tahun.
strikeitalicbold

misc
Kritik dan Saran

ShoutMix chat widget

friends
Channel GP
GP Yahya Facebook
GP Yahya Friendster

thanks
© * étoile filante
inspiration/colours: mintyapple
icons: cablelines
reference: x / x

past
November 2007
Juni 2008
September 2008
Juni 2009
Juli 2009
title: Tobat
date: Minggu, 26 Juli 2009
time:7/26/2009 11:42:00 AM
Welcome back to Tobat (Tokoh dan Sahabat)… Yup artist of the month kita edisi kali ini adalah pak Nyoman… Siapa yang tak kenal sosok yang satu ini, logat yang khas serta pembawaan yang kocak sehingga membuat kita yang muda tidak canggung ketika berbicara dengan beliau. Akan ada banyak hal yang dapat kita petik dari perjalanan bapak-opa-om yang satu ini. Bisa dijadikan sebagai panutan loh… Salah satunya How he has to struggle for life when he was young… Mari kita mulai…
Dalam usia yang menginjak ke-73 tahun, beliau selalu mengucap syukur tak henti-hentinya atas setiap rahmat kesehatan, keluarga yang utuh apalagi dengan ditambahkan-Nya penghuni baru keluarga yaitu kehadiran seorang cucu, rezeki yang tak henti-hentinya serta pasangan hidup yang setia mendampingi sampai dengan saat ini. Itulah hal-hal yang selalu berulang-ulang diucapkan ketika proses wawancara dengan tim Misioner berlangsung.
Sejak kecil, beliau ini bukan termasuk orang yang dapat memperoleh setiap keinginannya dengan mudah karena dididik untuk selalu berusaha dan bekerja keras untuk mencapai keinginannya. Misalnya saja, sepulang sekolah beliau harus turun ke sawah membantu nenek, yang merupakan salah satu sosok yang turut andil menanamkan nilai-nilai kehidupan, Barulah esok pukul empat paginya dapat mereview serta mengerjakan pelajaran sekolah. Itulah salah satu pengorbanan yang dilakukan supaya dapat bersekolah. Hingga saat ini, taat kepada tugas masing-masing dalam keluargalah yang terus ditanamkan dalam dirinya dan keluarga.
Beliau tercatat sebagai anak ketiga dari empat bersaudara dari pasangan bapak Ketut Putra dan Ibu Nyoman Soring ini mengaku tekun-jujur-beriman merupakan prinsip hidup yang dipegang teguh hingga saat ini. Maksudnya itu adalah sabar + konsisten, tidak tergoda hal-hal yang negative serta percaya dengan sepenuh hati akan Yesus Kristus. Melanglang buana ketika masa muda, senang mempelajari kebudayaan baru serta yang paling vital adalah jangan pilih-pilih makanan. Penting itu… ga makan itu yang bahaya… Hehehe… Itulah poin tambahan berikutnya yang patut dipertimbangkan.
Ayah dari Wayan Daniel Rana Djendria ini mengaku tidak memiliki cita-cita sejak kecil hingga saat ini seperti anak-anak lainnya. Hanyalah berusaha berpikir real dan puas kala dapat menyelesaikan setiap tugas yang dipercayakan serta dapat memberikan sesuatu yang berarti bagi orang lain. Pastinya menimbulkan suatu kepuasan batin tersendiri. Tujuan hidup itulah yang sampai sekarang dirasa beliau masih belum cukup terlaksana tetapi doalah yang selalu menguatkan mereka ketika ada masalah. Mengenal Yesus secara mendalam dimulai dengan dibaptis merupakan suatu keputusan terbesar yang diambil yang sampai dengan saat ini

Beliau masih terus berusaha mendalami kebenaran serta bentuk penyerahan penuh kepada Tuhan Yesus Kristus.

Jadi kalau ditanya saat ini apa sih hal terindah yang dirasakan yaitu keharmonisan keluarga. Terbukti lima puluh tahun telah dilalui bersama dengan istri tersayang, tante Nyoman, pasangan terbaik dalam keseiyaan dan kesekataan.
Menyinggung soal tema kita bulan ini, metode penyebaran injil terbaik adalah melalui metode pendekatan ekonomi yaitu dengan ikut mendirikan Koperasi Sumber Sejahtera bersama dengan Dewan PKB GPIB dimana berpotensi besar untuk melaksanakan misi pelayanan untuk menjangkau seluruh masyarakat tingkat menengah ke bawah.
Tak lupa sebelum mengakhiri wawancara, beliau berpesan untuk kita para pemuda yaitu selagi muda jadilah pemuda/i yang reaktif positif dalam melayani, jangan mudah mengeluh, teruslah mendoakan sesama kita serta selalu timbulkan kegembiraan dimanapun kita berada, apalagi dalam pelayanan. Sehingga pada akhirnya maksimal dalam pelayananlah yang harus dipertahankan. (SMS)
“…dan mengucap syukur dengan sukacita kepada Bapa, yang melayakkan kamu untuk mendapat bagian dalam apa yang ditentukan untuk orang-orang kudus di dalam kerajaan terang.” (Kolose 1:12)


BIODATA
Nama lengkap : Nyoman Djendria
Nama panggilan : Nyoman
Tempat/tanggal lahir : Singaraja, 22 Januari 1936
Favourite food : All kind of food (makanya beliau bisa hidup dimana saja ya…)

Sejarah pendidikan :
1. SR 1, Singaraja, 1952
2. SMPN 1, Singaraja 1955
3. SMA 1, Singaraja 1958
4. Sekolah Tinggi Pertanian Berno, Ceko
5. Kursus mengenai lingkungan hidup di Jerman, Belanda dan Inggris

Pekerjaan :
1. Perusahaan Negara Perhewani (1964 – 1967)
2. Direktur Utama PD Pasar Jaya, Pemda DKI (1967-1997)

Kesibukan saat ini :
1. Anggota kelurahan Pluit (1997 – sekarang)
2. Bendahara Koperasi Sumber Sejahtera, Dewan PKB GPIB
3. Ketua IV Majelis Jemaat GPIB Yahya membidangi ekonomi dan pembangunan


comment? / top


title: IPTEK = KEMULIAAN TUHAN
date:
time:7/26/2009 10:08:00 AM
Siapa yang tidak tahu kepanjangan dari IPTEK? Di masa sekarang ini hasil-hasil dari IPTEK (Ilmu Pengetahuan dan Teknologi) sudah semakin merajalela. Bisa dikatakan bahwa hampir semua produk ciptaan IPTEK adalah produk-produk elektronik, yang umumnya menggunakan tenaga kerja listrik. Banyak pemuda/i GPIB Yahya turut mengikuti perkembangan teknologi dan sangat merasakan perbedaannya dibanding sepuluh tahun silam.

SEKILAS IPTEK DI INDONESIA

Indonesia tidak kalah jauh dibandingkan dengan negara berkembang lainnya. Karena Indonesia juga merupakan salah satu negara yang turut berpartisipasi dengan perkembangan IPTEK di dunia. Faktanya di Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta Selatan, didirikan sebuah bangunan yang berisikan semua hasil kreativitas dan inovasi anak bangsa mengenai barang berteknologi. Itu sering disebut sebagai Museum IPTEK.

DAMPAK ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI

Memang tidak dapat dipungkiri bahwa semua hasil karya manusia selalu dapat memberi dampak yang baik serta buruk tanpa mengenal usia. Inilah yang harus kita waspadai dan kendalikan, bukan teknologi yang mengendalikan kita. Seorang pemudi kita berpendapat bahwa kita sebagai pengguna teknologi harus kritis dan tepat dalam memilih alat kebutuhan kita sesuai dengan tingkatan umur dan batas keseimbangan. Ia menganjurkan bahwa teknologi harus digunakan dalam porsi yang cukup, tidak berlebihan. Hal ini dikarenakan sesuatu yang berlebihan malah akan membawa ketimpangan dalam hidup. Dampak positif dari adanya kemajuan teknologi seperti ini biasanya adalah pengurangan biaya dan tenaga. Misalnya, ketika kita berniat untuk mengirim kabar melalui surat, kita harus bersusah payah mencari amplop, kertas, bahkan pergi ke kantor pos. Itu semua memakan waktu yang cukup lama, apalagi ditambah dengan waktu pengiriman surat tersebut ke tempat tujuan. Dan dengan adanya komputer dan jaringan internet, kita sudah dapat mengirim surat via e-mail. Tidak butuh banyak waktu, tenaga, serta kita juga dapat ikut program Global Warming dengan tidak menggunakan banyak kertas. Selain itu, dari internet kita juga dapat mencari pekerjaan sekaligus mencari teman lama, melalui facebook. Tapi ternyata tidak hanya membawa dampak positif, terdapat dampak negatif dari teknologi yang sedang berkembang sekarang. Dapat kita ambil contoh suatu jaringan internet dalam komputer, maupun ponsel. Banyak pihak yang dapat menyalahgunakan kehadiran internet untuk melihat hal-hal yang tidak baik, seperti video porno. Ada teman-teman pemuda yang setuju dengan pendapat tersebut.

HASIL IPTEK BAGI GP-ERS
Beragam hasil teknologi yang telah dikembangkan hingga sekarang ini. Ada beberapa barang yang sangat digemari oleh pemuda/i GPIB Yahya. Yang paling sering disebutkan yaitu ponsel. Siapa yang tidak membutuhkan ponsel zaman sekarang? Ponsel merupakan salah satu alat multifungsi yang sangat membantu seseorang dalam melakukan akitivitas sosialisasi mereka. Tidak ada orang yang tidak butuh interaksi dengan orang lain, dan ternyata ponsel menjawab kebutuhan manusia untuk berkomunikasi dengan orang lain di manapun mereka berada.
Bagi seorang teman kita, Gilang, ia sependapat bahwa ponsel merupakan salah satu alat komunikasi yang paling sering ia gunakan. Selain untuk SMS dan telepon, ia biasanya menggunakan fitur media player MP3 dan internet. Karena ia termasuk salah satu facebookers, maka jaringan internet menjadi salah satu keharusan dalam sebuah ponsel. Memang jaringan internet merupakan satu kriteria utama ponsel zaman sekarang, oleh karena itu muncul sebuah ponsel yang sedang digandrungi kalangan menengah ke atas, yaitu BlackBerry. Inilah pengaruh globalisasi di bidang teknologi. Semua jaringan koneksi dapat tertangkap oleh sinyal dari fitur yang disediakan BlackBerry tanpa kita perlu bersusah payah mencari internet terdekat. Selain itu, bagi pelajar dan pekerja, pada umumnya komputer sudah menjadi “partner” mereka. Komputer dengan segala fasilitas dan aplikasi di dalamnya sangat membantu pekerjaan. Anak SD pun sudah diajari menggunakan komputer. Padahal Dave, pemuda GP, mengakui bahwa pada zaman ia sekolah dulu, ia sangat bergantung pada warnet di sekitar rumah untuk mengakses internet, maupun sekedar mengetik. Tetapi sekarang dengan adanya laptop, semua orang, termasuk ia, dapat menggunakan benda tersebut untuk memperlancar pekerjaannya. Bagi dia, ada sebuah benda lagi yang selalu ia pergunakan untuk menunjang hobinya, yaitu kamera. Cukup dengan kamera digital saja, semua momen dan view yang bagus dapat diabadikan selamanya. Itu pun membuktikan bahwa kemajuan teknologi dapat berpengaruh pula pada kebiasaan, hobi dan kegemaran seseorang akan sesuatu. Nah, apakah semua hasil IPTEK ini dapat digunakan untuk memuji Tuhan juga? Tentu saja bisa. MIsalnya saja, menurut Gilang, sebagai seorang mahasiswa yang berkecimpung di bidang komputer, ia mengatakan bahwa komputer dapat dipakai untuk memuliakan nama Tuhan. Contohnya, dengan adanya komputer kita dapat terbantukan dalam hal menyampaikan informasi seputar pengalaman pribadi kita dengan Tuhan melalui blog yang ada. Atau menurut Elfa, yang sebagai pengurus GP, berpendapat bahwa dengan adanya komputer yang berfasilitasi internet, maka kita dapat mengajak teman untuk ikut dalam persekutuan pemuda dalam Tuhan. Sedang bagi Dave, adanya alat-alat musik, seperti keyboard pun dapat digunakan untuk memuji Tuhan. Sungguh sebenarnya hasil karya manusia itu dapat digunakan untuk memuji dan memuliakan nama Tuhan. Yang menjadi pertanyaan adalah apakah kita sudah sadar bahwa semua yang kita terima ini adalah pemberian dari Tuhan? Apakah kita sudah membalas kasih Yesus ini dengan cara yang baik dan berkenan kepada-Nya?

Atau apakah kita malah terpesona dengan dunia ini dan melupakan akan berkat yang telah Tuhan karuniakan?

Marilah kita sebagai hamba Tuhan, baiklah kita terus melakukan pelayanan kita di tengah dunia yang semakin menggoda ini. Memang tidak ada manusia yang dapat melawannya sendirian, tetapi hadirkanlah Roh Kudus untuk senantiasa memimpin kita dalam menjalani kehidupan kita di dalam dunia ini. Supaya semua hasil pekerjaan kita, bukanlah menjadi kebanggaan manusia, tetapi persembahkanlah itu hanya untuk Tuhan Yesus. Amin. (CT)


GOD BLESS US

Label: ,



comment? / top


title: MyTestimony
date:
time:7/26/2009 10:05:00 AM

Let’s sing! Praise The LORD…

Yaaahhh, bernyanyi adalah hobi ku yang sangat-sangat aku gemari…(selain baca novel tentunya)…Asal muasalnya adalah saat aku masih di sekolah minggu, alm ayahku selalu rajin mengikut sertakan aku dan adikku dalam vocal grup atau paduan suara di sekolah minggu… Dan dari sejak kecil pula aku dan paduan suara ku sudah keliling ke gereja-gereja untuk bersaksi memuji nama NYA…
Sewaktu aku melewati masa kanak-kanak, remaja, hingga saat aku dewasa semakin aku merasakan kasih setiaNya dalam hidupku… Waktu aku duduk di bangku sekolah, kuliah DIA selalu memudahkan jalanku sehingga aku dapat cepat lulus dan cepat mendapatkan pekerjaan…. Sewaktu aku kehilangan orang-orang yang aku cintai, sewaktu aku mengalami masalah di tempat pekerjaan, ditinggalkan dan dikhianati oleh orang-orang terdekat, mengalami beberapa kali kecelakaan di jalan saat berkendara motor… Dia selalu ada untukku… Seperti pada saat ketika aku pulang dari kantor, hari telah larut malam. Pada jam 19.00 aku pulang dari kantorku di daerah Pluit menuju rumahku di daerah Tanjung Duren. Saat aku sampai di lampu merah grogol pas waktu mobil-mobil sedang berhenti, aku mengambil sign ke arah kanan, namun tiba-tiba ada Taxi yang menyerempet aku, sehingga kakiku terjepit di antara motor dan taxi. Seketika itu juga aku menjadi sakit di bagian kaki, paha dan pinggang, sehingga motorku roboh dan aku dipapah oleh orang-orang yang ada di sekitar aku ke trotoar…Mobil taxi yang menabrak aku lari meninggalkan aku dan orang banyak mengerubungi aku termasuk anak-anak jalanan (ihhhh sereeeem!!!) yang biasa ada di kolong jembatan lampu merah Grogol. Makin lama aku semakin takut, karena di daerah tersebut terkenal “rawan” kejahatan. Aku mulai menangis karena takut dan sakit. Lalu aku mulai berdoa memohon pertolongan dan meminta petunjuk dari Tuhan, karena aku bingung, aku tidak bisa bangun dan berdiri tanpa ada orang yang memapahku. Setelah beberapa saat akhirnya Tuhan memberikan pertolongan kepadaku (expresss bangetsss), tiba-tiba ada sepasang suami isteri yang merasa kasihan kepadaku, lalu dia menanyakan apa yang terjadi pada diriku, lalu aku mulai menceritakan semuanya (walaupun aku juga masih ragu dan takut akan niat suami-istri tsb). Kemudian mereka berencana untuk mengantarkan aku pulang dan memapah aku untuk naik ke motorku dan isterinya memboncengi aku dan mengantarkan aku pulang. Akhirnya aku pulang dengan selamat sampai di rumahku dan aku bersyukur karena di saat aku mengalami “kecelakaan” janji Tuhan begitu nyata, Dia mengirimkan orang yang baik untuk menolongku. Itulah salah satu pengalaman hidupku yang aku alami yang membuat aku semakin ingin memuji DIA atas kasihNya yang begitu besar. Aku semakin tahu DIA selalu memberikan pertolongan, kekuatan, perlindungan….. Sehingga aku bisa melalui masa-masa yang sulit dalam perjalanan hidupku dan tidak pernah terlambat… ahhh…. BETAPA BAIK nya TUHAN itu…. Sungguh teramat baik……. Hingga semakin hari aku semakin sadar dan mengerti bahwa DIA layak untuk selalu dipuji dan dimuliakan….…. Semakin hari semakin aku rindu untuk selalu memuji dan memuliakan DIA…. Hanya DIA, YESUS ku…. How wonderful YOU ARE!! Karena begitu besar Kasih Setia Nya dalam hidupku, sehingga aku merasa selalu ingin memuji DIA dengan segenap hatiku… So…. Guys….Let’s join with Jemaat Yahya n GP Choirs…Praise Him….

By: Selvi Sasegade

Label: ,



comment? / top


title: DOA
date:
time:7/26/2009 10:03:00 AM
Doa
Ya Tuhan Allah, Bapa kami.
Berkati dan peliharalah kami sepanjang hari ini.
Di tempat kerja,
buatlah kami rajin. Kiranya kami menjadi pekerja-pekerja
yang tidak malu dengan pekerjaan kami.
Di sekolah dan di kampus,
buatlah kami selalu menjadi anak-anakMu
yang selalu memuliakan Engkau.
Di tempat hiburan,
tolong kami menghibur diri hanya dalam hal-hal
yang nantinya tidak membuat kami menyesal.
Di rumah,
buatlah kami sabar dan lapang dada,
sehingga kami selalu berusaha
memudahkan pekerjaan anggota-anggota rumah tangga kami,
bukan mempersulitnya.
Dalam hubungan dengan sesama kami manusia,
buatlah kami ramah dan murah hati.
Terhadap diri kami sendiri,
buatlah kami jujur menghadapi kebenaran.
Dan setiap saat sepanjang hari ini,
buatlah kami selalu mengingat bahwa
Engkau, Tuhan, melihat kami, dan di hadapan mataMu-lah kami hidup,
bergerak, dan berada.
Tolong kami hari ini supaya jangan membuat malu diri kami sendiri,
membuat sedih orang-orang yang kami kasihi,
dan membuat susah hatiMu.
Demi Yesus Kristus, Tuhan kami, kami berdoa. Amin.

Label: ,



comment? / top


title: Maknailah Pendidikan
date:
time:7/26/2009 09:53:00 AM
Kapan sich, pendidikan itu dimulai? Dan sampai kapan pendidikan itu akan berakhir? Belajar itu merupakan bagian kecil dari pendidikan, jadi di dalam pendidikan terdapat proses belajar!!! Ingat belajar itu proses, sehingga pendidikan itu juga proses yang berjalan terus-menerus tanpa henti dan tanpa akhir bagi yang belajar. Life long education, begitu kalau kata orang pintar!!!
Dalam pendidikan ada konseling, coaching dan studying. Kita akan mulai membahas yang STUDYING=BELAJAR. Belajar adalah proses orang memperoleh berbagai kecakapan, keterampilan, dan sikap melalui melihat, mendengar dan mencoba yang dicerna dalam pikirannya sehingga menjadi pengetahuan, tata nilai dan keterampilan. Tiga ranah domain ini yang selama ini menjadi pedoman para guru dalam melaksanakan tugas pembelajaran. Setiap peserta didik diajar dengan berbagai macam metode dan media sehingga terjadi proses belajar; dari yang tidak tahu menjadi tahu, dari yang kurang percaya diri timbul rasa percaya diri, dari yang tidak terampil berbicara di depan umum dilatih menjadi berani bicara di depan umum. Tiga ranah ini yang umum dikembangkan oleh para guru atau pendidik. Pengembangan tiga ranah ini ridak hanya terjadi di ruang lingkup sekolah, yang dibatasi oleh tembok saja atau batasan formal berupa kurikulum dan status guru-murid; tetapi belajar bisa berlangsung dimana saja dan kapan saja dan oleh siapa saja. Jadi yang disebut guru adalah siapa saja yang memfasilitasi terjadinya proses belajar dan yang disebut murid yaitu juga siapa saja yang mendapatkan pengetahuan, tata nilai dan keterampilan yang baru. Jadi kita semua adalah guru dan kita semua adalah murid, tergantung apa peran yang diambil pada saat terjadinya proses pembelajaran.

Apa kata firman Tuhan mengenai pendidikan?
Banyak bahasan tentang pendidikan di dalam firman Tuhan, kata pendidikan sangat banyak. Coba kita lihat bersama dalam Kitab Amsal. Dalam kitab Amsal pasal 1 s/d 7 semuanya berisi tentang ajaran, nasehat dan didikan; tiga unsur ini merupakan isi dari pendidikan. Terkhusus pada Amsal 6:20, ”Hai anakku, peliharalah perintah ayahmu, dan janganlah menyia-nyaiakan ajaran ibumu.” Pada ayat ini ajaran ditekankan untuk memelihara perintah seorang guru yaitu ayah dan larangan untuk menyia-nyiakan ajaran sang ibu yang bertindak sebagai guru. Lihat pendidikan dianggap begitu penting oleh Tuhan. Ada gambaran yang sangat mendalam, bahwa bembelajaran itu berlangsung begitu awal yaitu hubungan yang dekat yaitu antara anak dan orang tuanya, tidak siswa dengan seorang professor. Jadi pendidikan itu harus berlangsung pertama dan utama dalam kehidupan manusia dalam keluarga.

Bagaimana proses awal mula (tujuan awal) pendidikan itu terbentuk?
Pendidikan itu dijadikan alat oleh Tuhan untuk membentuk manusia berbeda dengan makhluk yang lain. Ketika Adam dan Hawa jatuh ke dalam dosa, Tuhan tidak memarahi manusia yang telah tidak taat kepada peraturan Allah. Tuhan bertindak sebagai guru yang mengajar dengan menggunakan metode tanya-jawab. Tuhan bertanya kepada Adam, di manakah engkau? Dari pertanyaan ini Adam harus berpikir keras untuk menjawabnya, unsur pengetahuan (di mana Adam berada), unsur tata nilai (kejujuran), unsur keterampilan (bagaimana cara menjawab pertanyaan tersebut). Hanya satu kali session belajar Tuhan sudah mendapatkan banyak hal dalam proses pembelajaran. Jadi kapan proses belajar itu terbentuk? Diawali sejak adanya hubungan antara manusia dengan Allah. Di situlah proses belajar dibentuk secara intens dan terus menerus sampai dengan sekarang yang kurikulumnya ditata sedemikian rupa menjadi pedoman dalam proses pembelajaran di sekolah. Note : Sekolah itu tempat belajar yang kurikulumnya ditata dan jadwalnya teratur.

Proses pembelajaran seperti apa yang harus kita lakukan agar menjadi berkat?

Sekalipun kita tidak berprofesi sebagai guru, tetapi kita bisa mengambil peran sebagai guru. Setiap kita berinteraksi dengan orang lain itu berarti akan berlangsung yang namanya proses pendidikan, hanya saja kita bertindak sebagai siswa atau sebagai guru. Sebagai siswa atau sebagai guru kita sedang mengambil peran penting di dalamnya. Guru dan siswa sama-sama penting, tidak ada yang melebihi satu dengan lainnya. Maka dari itu jadilah guru yang baik ketika bertemu dengan siswa dan jadilah siswa yang baik ketika bertemu guru. Sisi negatifnya adalah sebagai guru kita bisa memberi teladan yang mengembangkan pengetahuan, tata nilai dan keterampilan yang tidak baik di depan murid-murid kita. Sebagai guru kita bisa membunuh minat, cita-cita dan bakat yang akan dikembangkan oleh siswa-siswa kita. Tetapi sisi positifnya adalah sebagai guru kita juga bisa memberi teladan yang baik dalam bertutur kata, berpikir dan bertindak. Dan sebagai guru kita juga bisa menggali karunia-karunia yang ada dalam diri siswa kita, mengembangkannya melalui pertemanan (proses belajar), memperbaikinya bila terjadi kesalahan perkembangan cara berpikir pada siswa-siswa kita (konseling), dan menemukan sesuatu yang baru sebagai langkah lanjut dari proses perbaikan dan pengembangan (coaching).
Yang perlu direnungkan adalah mau menjadi guru seperti apa kita dalam pertemanan (pergaulan) ketika kita bertindak sebagai guru dan mau menjadi murid seperti apa kita ketika kita berttemu guru yang sarat dengan materi pelajaran yang dibawa dari Tuhan???
Mari belajar menjadi seorang guru dan sekaligus siswa yang baik di mata Tuhan!!!
Tuhan memberkati!!!!





by : Penatua Budi Rinekso

Label: ,



comment? / top


title: Komitmen Dalam Membina Suatu Hubungan
date: Jumat, 17 Juli 2009
time:7/17/2009 07:42:00 PM

Komitmen Dalam Membina Suatu Hubungan
“… Saya berjanji akan mengasihimu, mendampingimu dan melindungimu, dalam keadaan kelimpahan maupun kekurangan, sehat maupun sakit. Berjanji tetap setia padamu dalam keadaan apapun, sampai kematian memisahkan kita.”
Wow.. indah sekali janji ini. Mungkin setiap kali kita mendengarkannya, entah di gereja menyaksikan langsung seseorang mengucapkannya ataupun di televisi dalam adegan suatu film, kita sampai ingin mengeluarkan air mata. Ini adalah janji yang agung, janji yang sangat romantis. Tapi, kalo dipikir lebih jauh lagi.. Setia pada seseorang (SATU orang), berjanji akan mengasihinya, mendampinginya selalu, dalam keadaan apapun, termasuk dalam keadaan kekurangan, dalam keadaan sakit, dalam keadaaan susah harus tetap setia. Dan itu sampai kapan? Sampai KEMATIAN memisahkan.. Oow.. koq jadi ngeri ya? Koq jadinya janji yang indah ini terasa sangat berat untuk dijalankan? Mungkinkah kita memegang komitmen ini?
Kalau kita memulai pemikiran kita dari point ini, memang akan terasa berat sekali untuk memegang komitmen pernikahan. Tetapi mari kita mundur ke langkah awal dari komitmen ini. Katakan saja ada sepasang anak muda yang bernama Adi dan Nana. Mereka tidak saling mengenal sebelumnya, sampai seorang teman mengenalkan Nana kepada Adi. Akhirnya, mulailah komitmen Adi dan Nana untuk berteman. Setelah beberapa waktu Adi dan Nana berteman, mereka sering meluangkan waktu bersama-sama, sehingga membuat mereka semakin mengenal. Ternyata pengenalan itu membuahkan perasaan suka yang tidak bertepuk sebelah tangan. Maka Adi dan Nana pun berkomitmen untuk menjadi sepasang kekasih. Dalam hubungan asmara yang semakin dekat, Adi dan Nana masing-masing semakin menyadari bahwa inilah pribadi yang ingin aku nikahi, dialah seseorang yang ingin aku jadikan sebagai pasangan hidupku. Pada akhirnya Adi melamar Nana, dan mereka mengambil komitmen untuk bertunangan. Adi dan Nana mulai sibuk mempersiapkan pernikahan mereka, mulai dari penentuan tanggal, tempat, acara, katering, undangan, souvenir, dll. Dan pada tanggal yang sudah ditentukan, Adi dan Nana mengucapkan janji pernikahan, berkomitmen untuk menjadi suami dan istri sampai kematian memisahkan mereka.
Ternyata sebelum kita mengambil komitmen pernikahan, kita ”dilatih” untuk memegang komitmen-komitmen sebelumnya. Kita tidak langsung terjun pada janji ”Sampai kematian memisahkan kita”. Tapi kita melalui beberapa tahap komitmen, yang ”membuat” kita berani untuk mengambil langkah komitmen yang lebih jauh. Diawali dengan komitmen untuk berteman dengan calon pasangan kita. Masa sih kita butuh komitmen untuk berteman? Sadar atau tidak sadar, untuk berteman dengan seseorang, kita butuh komitmen. Paling sedikit komitmen untuk mengingat namanya, untuk menyapanya ketika bertemu, untuk memperhatikan keadaannya dan bertanya apa yang terjadi ketika wajahnya terlihat murung, dll. Lalu berkomitmen untuk berpacaran, untuk memulai suatu hubungan yang eksklusif dengan satu orang saja. Kemudian, komitmen itu meningkat pada tahap pertunangan, di mana seseorang berkomitmen untuk menikahi pasangannya. Dan pada akhirnya berkomitmen dalam pernikahan itu sendiri, menjadi sepasang suami istri.
Lalu, apa sih prinsip Firman Tuhan buat kita untuk berkomitmen dalam suatu hubungan? Entah hubungan pertemanan, persahabatan, keluarga, pacaran, atau sampai pernikahan, prinsipnya sama saja, yaitu:
Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri (Matius 22:39).
Seperti yang Tuhan Yesus jawab kepada seorang ahli taurat yang bertanya kepadaNya, hukum terutama dalam hukum taurat adalah ”Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu” (Matius 22:37). Lalu hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Itulah perintah Tuhan Yesus, itulah hukum yang terutama yang menjadi dasar dari setiap hubungan kita dengan sesama manusia. Dengan dasar apakah kita dapat mengasihi sesama kita? Dengan dasar kasih Tuhan yang sudah mengasihi kita terlebih dahulu dan mengutus AnakNya sebagai pendamaian bagi dosa-dosa kita. Dalam memegang setiap komitmen yang kita ambil, ingatlah.. Tuhan Yesus memerintahkan kita untuk mengasihi sesama kita seperti kita mengasihi diri kita sendiri. Apakah langkah praktisnya? ”Segala sesuatu yang kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah demikian juga kepada mereka” (Matius 7:12a). Ayat ini bukan mendorong kita untuk bertindak pamrih, mengharapkan orang lain membalas perbuatan baik kita. Tetapi Tuhan Yesus mau mengajarkan agar ketika kita berelasi dengan seseorang, perbuatlah yang terbaik.
” Kiranya Allah Tritunggal menguatkan janji saya, serta memampukan saya menjadi seorang suami, sebagaimana layaknya seorang suami yang beriman kepada Tuhan Yesus Kristus.”
Dan kita jangan sampai lupa pada bagian janji ini. Memang betul ketika kita merasa kita tidak dapat memegang janji pernikahan tersebut, jika kita mengandalkan kekuatan diri kita sendiri. Tanpa anugerah Tuhan, kita tidak akan bisa menepati janji yang kita ikrarkan. Tetapi, dalam pimpinan dan penyertaan Tuhan, kita punya kekuatan untuk memegang komitmen kita. Kiranya Allah Tritunggal yang menguatkan komitmen-komitmen kita, yang memampukan kita untuk melaksanakan setiap komitmen yang kita ambil. (LP)

Label:



comment? / top


title: Mari Aktif Melayani
date:
time:7/17/2009 07:35:00 PM
Salam sejahtera dan salam kenal bagi pembaca setia Misioner, perkenalkan saya Daniel Panama dari Jemaat GPIB Sola Gratia Bogor. Melalui artikel ini saya diminta untuk mengajak mereka yang belum aktif menjadi turut aktif melayani sesuai dengan tema Misioner pada edisi bulan ini yaitu tentang Komitmen Melayani.
Pembaca Misioner, ketika saya menggumuli tema di atas, saya teringat dengan tulisan Rick Warren dalam bukunya yang berjudul “The Purpose Driven Life” yang pernah saya baca. Dalam buku itu, penulis mengatakan salah satu rencana Allah sebagai tujuan hidup kita manusia adalah untuk melayani dan ada empat alasan mengapa kita dituntut untuk melayani Tuhan, yaitu karena kita:

1. Diciptakan untuk melayani.
Alkitab berkata, “Karena kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah sebelumnya. Ia mau, supaya kita hidup di dalamnya” (Efesus 2:10). Dalam ayat ini dengan jelas disampaikan bahwa tujuan kita diciptakan adalah untuk melakukan pekerjaan baik, dan ketika kita melakukannya hal tersebut merupakan wujud pelayanan kita pada Allah. Seperti firman Tuhan katakan kepada kepada nabi Yeremia dan juga berlaku bagi kita saat ini, bahwa sebelum kita keluar dari kandungan pun, Tuhan telah menetapkan kita sebagai pelayanNya (band.Yer 1:5).

2. Diselamatkan untuk melayani.
Allah telah menyelamatkan kita dengan harga yang mahal, yaitu melaui pengorbanan Yesus Kristus di kayu salib. Allah menyelamatkan manusia bukan karena perbutan kita, namun kita diselamatkan untuk maksud dan rencana Allah atas kasih karuniaNya sendiri (band 2 Tim 1 : 9). Rasul Paulus berkata “Sebab kamu telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar: Karena itu muliakanlah Allah dengan tubuhmu!”(1 Kor 6 : 20). Allah menghendaki agar kita melayani bukan karena rasa takut atau rasa bersalah, namun sebagai ungkapan rasa syukur atas keselamatan dari Allah pada kita. Alkitab pun berkata bahwa salah satu tanda bahwa kita telah diselamatkan adalah dengan dengan mengasihi saudara kita (band. 1 Yoh 3 : 14). Jika kita tidak mengasihi saudara kita, tidak memiliki keinginan untuk membantu sesama, dan hanya peduli dengan kepentingan diri sendiri, mungkin kita perlu introspeksi diri apakah Kristus sunguh-sungguh ada di dalam hidup kita?
Salah satu kisah dalam Alkitab yaitu ketika Ibu mertua Petrus yang sakit demam dan menerima kesembuhan oleh Yesus, ia pun segera bangun dan segera melayani Yesus dengan anugerah yang dia terima (band.Mat 8:15). Semangat ini pun yang harus kita miliki sebagai umat yang telah menerima anugerah keselamatan dari Tuhan. Ketika kita memperoleh anugerah keselamatan kita pun dituntut untuk melayani Tuhan, bukan hanya sekedar diam dan menunggu diangkat ke surga.

3. Dipanggil untuk melayani.
Ada anggapan bahwa panggilan untuk melayani hanya bagi seorang pendeta, penatua, diaken, atau orang-orang lain yang bekerja secara full timer di Gereja, namun Alkitab mengatakan, bahwa setiap kita yang menjawab panggilan Kristus haruslah meneladaniNya dengan cara melayani sesama (Rom 8 : 28 -29). Kita dipanggil untuk melayani Tuhan. Melayani berarti melakukan pekerjaan untuk tuan yang kita layani. Tuan kita adalah Allah. Apapun kesibukan dan karir kita saat ini, mari kita menjawab panggilan kita untuk menjadi pelayan Kristus.

4. Diperintahkan untuk melayani.
Alkitab berkata “sama seperti Anak Manusia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang" (Mat 20:28). Bagi setiap pengikut Kristus, pelayanan bukanlah suatu pilihan, namun suatu keharusan untuk menjadi bagian hidup dari setiap orang Kristen. Sama seperti Yesus datang untuk melayani dan memberi, hendaknya kedua hal ini pun dapat kita lakukan sebagai seorang pengikut Kristus.
Pembaca Misioner, empat poin di atas merupakan alasan yang kuat bagi kita untuk mulai melayani. Namun seperti yang kita tahu, bagi dunia saat ini mungkin menjadi pelayan bukanlah hal yang diminati. Karena terkadang kita lebih suka untuk dilayani daripada melayani. Seringkali orang berkata “Saya mencari tempat yang dapat memenuhi kebutuhan saya, memberkati saya, menyayangi saya dan mengasihi saya”. Kita selalu ingin agar orang lain dapat melayani kita bukan sebaliknya, namun inilah seharusnya pernyataan kita “Saya mencari tempat untuk saya dapat melayani dan menjadi berkat bagi sesama”.
Pembaca Misioner, mulai hari ini, mari kita terlibat didalam pelayanan dengan bersungguh-sungguh, bukan untuk menjadi pendeta, penatua atau diaken, atau jabatan-jabatan lainnya dalam organisasi di gereja kita, tetapi melalui karunia yang kita terima, hendaklah masing-masing kita mulai dengan melayani sesama anggota tubuh Kristus. Alkitab berkata "Bertolong-tolonganlah menanggung bebanmu! Demikianlah kamu memenuhi hukum Kristus."(Galatia 6:2). Kita melayani Allah, adalah melayani manusia, melayani mereka orang-orang beriman, saudara-saudara kita didalam Kristus. Ingatlah kata Tuhan Yesus dalam Matius 25:31-46, bukankah saat itu mereka berkata, "Maka orang-orang benar itu akan menjawab Dia, katanya: Tuhan, bilamanakah kami melihat Engkau lapar dan kami memberi Engkau makan, atau haus dan kami memberi Engkau minum? Bilamanakah kami melihat Engkau sebagai orang asing, dan kami memberi Engkau tumpangan, atau telanjang dan kami memberi Engkau pakaian? Bilamanakah kami melihat Engkau sakit atau dalam penjara dan kami mengunjungi Engkau? Dan Raja itu akan menjawab mereka: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku." (Matius 25:37-40).
Mari kita sebagai bagian dari tubuh Kristus, mengambil peran kita masing-masing dan berfungsi selayaknya anggota tubuh Kristus yang hidup (band. Efesus 4:16). Layanilah saudara seiman dengan karunia yang telah diberikan Roh kepada kita, dan mari kita saling mengasihi dan tolong menolong.
Salah satu alasan orang menolak melayani adalah merasa tidak mempunyai kemampuan. Kita bisa saja tergoda untuk menggunakan keterbatasan kita sebagai alasan untuk tidak melakukan beberapa hal, yang sebenarnya bisa kita lakukan jika Allah telah memampukan kita. Jika kita tidak berbakat untuk berbicara di depan umum atau menyanyi di paduan suara, bukan berarti kita boleh berdiam diri saja dan tidak melakukan apa-apa untuk pelayanan. Saat kita menyadari bahwa kita semua mempunyai keterbatasan, marilah kita berusaha mencari pimpinan Allah untuk dapat menggunakan talenta kita. Paulus berkata, "Demikianlah kita mempunyai karunia yang berlain-lainan menurut anugerah yang diberikan kepada kita" (Roma 12:6). Tiap orang dilengkapi Tuhan dengan karunia yang berlainan, karena itu carilah tahu apa karunia utama kita, dan layani masing-masing anggota tubuh Kristus dengan karunia tersebut, baik menasihati, melayani, memperhatikan, membimbing, mengajar, memberi dan lain-lain. Kita pasti dapat berdoa. Kita pasti dapat menunjukkan kebaikan kepada orang lain. Kita dapat mengunjungi orang-orang yang kesepian, sakit, dan berusia lanjut. Kita dapat dengan sederhana dan mengena menceritakan betapa berartinya Yesus bagi hidup kita. Perlu saya tegaskan banwa tidak ada pelayanan yang tidak berarti di Gereja. Terkadang nampak jelas, tapi ada juga yang hanya di balik layar, namun keduanya berarti. Seringkali pelayanan “kecil” yang tidak nampak justru memiliki dampak yang besar. Dalam pelayanan, tidak ada korelasi antara ukuran dengan dampak. Setiap pelayan saling bergantung antara satu dengan yang lain menurut fungsinya.
Setiap kita harus mengambil peran masing-masing, kita semua adalah pemain, bukan hanya penonton di dalam gereja. Pantaskah kita berdiam diri, menjadi penonton di dalam gereja? Hanya merasa cukup datang dan mendengar setiap minggunya. Kita tentu tidak pantas disebut anggota tubuh Kristus, sebab kita adalah bagian tubuh yang mati dan tidak berfungsi.
"Don't wait till tomorrow what you can do today". Peribahasa ini juga berlaku dalam kehidupan rohani kita. Tidak ada alasan apapun untuk tidak melayani Tuhan, karena kita semua memiliki kelebihan dan bakat yang berbeda-beda. Miliki komitmen untuk melayani, bukan untuk ketenaran pribadi, tapi untuk kemuliaan Allah yang telah memberikan kita kemampuan untuk itu. "Jika ada orang yang berbicara, baiklah ia berbicara sebagai orang yang menyampaikan firman Allah; jika ada orang yang melayani, baiklah ia melakukannya dengan kekuatan yang dianugerahkan Allah, supaya Allah dimuliakan dalam segala sesuatu karena Yesus Kristus. Ialah yang empunya kemuliaan dan kuasa sampai selama-lamanya! Amin." (1 Petrus 4:11).

Selamat melayani. Tuhan Yesus memberkati kita semua.
By : Pnt. Daniel Panama Sitorus

Label: ,



comment? / top


title: Behind the book
date:
time:7/17/2009 07:31:00 PM
JUDUL BUKU: David Brainerd: Misionaris Bagi Suku Indian Amerika

LATAR BELAKANG PENULIS
John Thornbury adalah Winfield Pastor dari Gereja Baptis dan direktur Kristen Learning Center Pusat Pennsylvania, sebuah seminari perpanjangan dari enam Southern Baptist seminaries. Dia memegang gelar dari Lexington Baptist College, Gettysburg (Luthern) Seminar dan teologi Sekolah Drew University. Pastor Thornbury juga telah belajar di University of Kentucky Moravian teologi dan Seminar. Dia juga merupakan penulis tujuh buku, serta hadiah pemenang pada karangan David Brainerd di Lima Pioneer misionaris.

LATAR BELAKANG BUKU
Buku yang memotivasi dan menggugah ini merupakan salah satu buku seri misionaris perintis yang diterbitkan oleh Penerbit Momentum. Buku ini benar-benar "fine book selection" karena memenangkan hadiah kedua dari kompetisi terbuka yang diselenggarakan oleh Banner of Truth Trust pada tahun 1962, dan ditulis dengan baik sekali oleh Pdt. John Thornbury, B.A., seorang pendeta Baptis di Ashland Kentucky, Amerika Serikat.

PENJELASAN ISI BUKU
"Ini saya, Tuhan, utuslah saya, utuslah saya sampai ke ujung bumi; utuslah saya kepada bangsa kafir yang liar dan ganas di padang belantara; utuslah saya menjauhi segala sesuatu yang dinamakan kenyamanan di bumi, atau kenyamanan duniawi; utuslah saya bahkan kepada maut sekalipun, bila itu dalam pelayanan bagi-Mu dan untuk memperluas kerajaan-Mu," tulis seorang pemuda dalam buku hariannya. Kelak di kemudian hari, buku hariannya tersebut -- "The Memoirs of the Rev. David Brainerd" -- menginspirasi ratusan orang termasuk William Carey, Henry Martyn, Robert M`Cheyne, dan lain-lain untuk menjadi misionaris ke berbagai belahan dunia. Siapakah David Brainerd ini?
David Brainerd (1718 -- 1747) adalah perintis misionaris modern. Ia tidak sedang mengarang cerita fiksi petualangan sewaktu menulis dalam buku hariannya. Ia melakukan dan mengalami sendiri apa yang ditulisnya itu -- mengabarkan Injil dengan penuh semangat kepada suku-suku Indian Amerika yang adalah penyembah berhala, penentang kekristenan, dan pembenci nama Kristus; berjalan bermil-mil melewati ngarai, hutan rimba, dan padang belantara ketika kuda kesayangannya sakit dan mati; diterpa hujan badai, hawa dingin, ancaman binatang buas, kelaparan, kehabisan persediaan air minum, kesepian, penyakit paru-paru turunan; hidup miskin, tanpa rumah, tanpa keluarga; hidup dalam kesendirian dan penderitaan. Ia merupakan sosok pemuda pemberani yang tidak mementingkan dirinya sendiri dan kenyamanan pribadi -- seorang misionaris sejati yang mempersembahkan seluruh hidupnya, jiwa dan raga, untuk Tuhan. Seperti Rasul Paulus, baginya "hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan" (Fil. 1:21). Ia rela menderita dan mati bagi Kristus dalam pelayanannya memberitakan Injil di tempat di mana nama Kristus belum pernah didengar dan dikenal.
Pada zaman posmodern sekarang ini, pemuda seperti Brainerd jarang sekali ditemui di masyarakat kita yang telah terbuai oleh kehidupan hedonisme dan materialisme. Segala kenikmatan dan kemewahan duniawi yang dikejar tiada henti oleh pemuda-pemudi yang hobi balapan, dugem, seks bebas, aborsi, narkoba, dan lain-lain itu dianggap tidak menarik dan sia-sia oleh Brainerd. Ia lebih memilih hidup saleh, banyak membaca Alkitab dan buku-buku rohani, berdoa, berpuasa, merenung, dan menulis buku harian. Ia akan setuju dengan kata-kata salah seorang pengarang besar Perancis, Victor Hugo, "Kesulitan akan membentuk kita menjadi manusia sejati, sedangkan kemakmuran akan membuat kita menjadi monster." Kerinduan dan panggilan hidupnya adalah memberitakan Kristus kepada suku-suku Indian Amerika yang sedang berjalan menuju jurang kegelapan.
Suatu kali, di Sheffield, Massachusetts, ia bertemu dengan seorang utusan dari East Hampton di Long Island, yang telah ditugaskan oleh seluruh penduduk kota dengan suara bulat untuk mengundang dan mendesak Brainerd untuk bekerja di antara mereka sebagai pendeta. Menurut Edwards (Jonathan Edwards, teolog terbesar Amerika yang menjadi bapa rohani dan sahabat dekat Brainerd), undangan ini datang dari salah satu jemaat yang terbesar dan terkaya, di sebuah pulau yang terkenal karena keindahan dan kemakmurannya (hal. 41-42). Namun, Brainerd menolak undangan tersebut. Ia tidak tergoda dengan segala kelimpahan duniawi yang ditawarkan kepadanya. Ia tidak bermain-main sebagai misionaris. Tekadnya sudah bulat untuk memikul salib, menyangkal diri, dan rela menderita bagi Kristus. Dalam buku hariannya, ia menulis demikian: "Atas pilihan saya sendiri, saya terpaksa mengatakan, `Selamat berpisah, teman-teman dan kenyamanan duniawi, juga yang paling saya kasihi, bila Tuhan memintanya: selamat tinggal, selamat tinggal; saya rela menghabiskan hidup saya sampai saat terakhir, dalam gua-gua dan celah-celah gunung di bumi, bila dengan demikian kerajaan Kristus dapat diperluas`" (hal. 79).
Banyak orang Kristen, penginjil, dan pendeta yang membaca "The Memoirs of the Rev. David Brainerd" merasa malu dan tertempelak jika membandingkan kehidupan Brainerd dengan kehidupan mereka yang egois. Sering kali, kita sebagai orang Kristen lebih pandai dan lebih banyak berkata-kata ketimbang melakukan tindakan. Kata-kata yang diucapkan di mimbar dan tindakan yang dilakukan sehari-hari acapkali saling bertentangan. Sebagai para pelayan Tuhan, sering kali bukannya melayani Tuhan, melainkan melayani diri kita sendiri. Kita tidak sepenuh hati dan sungguh-sungguh hidup bagi Kristus dan melayani-Nya.
Walaupun masa hidup (29 tahun) dan kariernya (hanya 4 tahun) singkat, David Brainerd termasuk salah satu tokoh misionaris terbesar Amerika. Melalui penginjilannya, ratusan orang Indian bertobat dan menerima Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juru Selamat mereka pribadi. Banyak tokoh yang menjadi teladan dan telah menginspirasi banyak orang, meninggal dunia di usia muda. Pada pertengahan abad ke-20, tepatnya tahun 1956, lima orang misionaris mati martir di Ekuador dibunuh oleh suku Indian Auca. Salah seorang dari lima misionaris martir tersebut adalah Jim Elliot. Ia menjadi martir di usia 29 tahun, usia yang sama dengan Brainerd ketika meninggal karena penyakit paru-paru. Kematian Elliot berdampak luar biasa. Banyak misionaris baru yang terpanggil untuk melayani suku Indian Auca tersebut. Hasilnya, suku kejam tersebut akhirnya terbuka bagi Injil dan banyak jiwa dimenangkan bagi Kristus. (MM)

Label: ,



comment? / top


title: Komitmen dalam Melayani
date:
time:7/17/2009 07:24:00 PM
CATATAN TENTANG KOMITMEN & PELAYANAN
Komitmen
Kata "komitmen" tentu bukan kata yang asing karena sudah terlalu sering didengar dan diperdengarkan oleh banyak orang tanpa memandang status sosial, jabatan, atau pangkat. Secara sederhana komitmen berarti perjanjian untuk melakukan sesuatu, baik dengan diri sendiri, orang lain, suatu organisasi (baca: gereja), maupun dengan TUHAN. Komitmen juga dapat diartikan sebagai pernyataan kehendak atau janji untuk dengan setia melakukan sesuatu yang telah diputuskan. Dengan demikian berkomitmen jelas membutuhkan pengorbanan dan pengabdian. Rasul Paulus adalah contoh yang paling hebat untuk menjadi teladan dan panutan dalam pelayanan yang berlandaskan pada komitmen. Dengan mengacu pada Rasul Paulus maka komitmen dalam pelayanan adalah suatu keharusan alias wajib hukumnya karena sejatinya (1) komitmen adalah dasar bagi seseorang untuk terlibat dalam pelayanan dan (2) kesetiaan seseorang dalam pelayanan tergantung bagaimana orang tersebut memegang komitmennya di hadapan ALLAH. Paulus di dalam surat-suratnya ke jemaat kristen mula-mula selalu mengingatkan serta mendorong umat agar membuat “komitmen” untuk menyerahkan hidup kepada TUHAN (Roma 6:13; 12:1). Bukan hanya membuat “komitmen”, tetapi juga harus setia dan memegang teguh “komitmen” itu sampai akhir hidup (2 Timotius 4:7-8). Berikrar untuk berkomitmen penuh untuk melayani dan setia serta memegang teguh “komitmen” sampai akhir hayat memang tidak mudah; namun sesungguhnya bukan sesuatu yang mustahil, asalkan: (1) punya keberanian untuk mengambil langkah pertama, yakni berkomitmen dalam pelayanan dan (2) hanya mengandalkan TUHAN dalam menunaikan tugas pelayanan karena TUHAN.
Perlu dicatat bahwa salah satu unsur terpenting yang menentukan seseorang akan berhasil dan mendapatkan segalanya adalah komitmen. Dengan demikian komitmen tidak hanya sekadar percaya pada sesuatu, melainkan antara lain:

1. Menepati Apa yang Anda Katakan (Konsisten)
Dalam keluarga, sangat penting bagi setiap suami dan istri untuk memiliki komitmen atas pernikahan dan atas pasangan hidupnya. Setiap suami maupun istri harus menjaga janji pernikahan sebagai suatu ikatan suci. Tidak hanya dalam keluarga, tetapi dalam setiap bidang, komitmen sangat penting dan diperlukan. Demikan pula di gereja, adalah sangat penting apabila pihak yang dilayani dapat mempercayai pihak yang melayani. Oleh karena itu, semua pihak yang terkait (stakeholder pelayanan), tanpa terkecuali, harus konsisten pada komitmen yang sudah diikrarkan. Apabila mengatakan akan melakukan sesuatu maka lakukanlah. Misalnya mengatakan akan datang tepat waktu maka datanglah tepat waktu. Keterlambatan alias jam karet yang terus-menerus menandakan kelemahan. Tidak cukup hanya dengan minta maaf atau memberi alasan mengapa terlambat atau gagal tepat waktu. Tidak seorang pun yang menginginkan alasan! Tidak seorang pun juga yang berhak melalaikan orang lain hanya karena merasa tidak nyaman atau karena sedang mempunyai masalah. Di setiap gereja, orang-orang yang telah menerima tanggung jawab dan melakukan tanggung jawab itu bisa mengatasi segala rintangan yang ada dengan komitmen. Pelajarilah sejarah perkembangan gereja maka akan ditemukan begitu banyak contoh tentang komitmen. Walaupun mengalami luka fisik, luka hati, depresi, dan sebagainya, konsistensi terhadap komitmen dalam memenuhi panggilan dan pengutusan TUHAN membuat pertumbuhan gereja di seluruh dunia demikian dahsyatnya. Dengan demikian komitmen adalah kekonsistenan dalam pelayanan. Dari awal sampai saat ini gereja berakar, bertumbuh, dan berbuah karena konsisten terhadap komitmen.

2. Berani Mengambil Resiko
Komitmen berarti menerima tanggung jawab untuk mengemban suatu tugas tertentu, meskipun pada saat itu ada perasaan yang mengatakan bahwa hanya orang-orang tertentulah yang bisa melayani. Contohnya adalah pelayanan anak di setiap gereja. Banyak orang tua yang beranggapan dan melihat bahwa pelayanan kepada anak hanya menjadi tugas dan tanggungjawab para pengurus atau para pelayan anak. Padahal alkitab (Ulangan 6:6-7) mengatakan bahwa saat TUHAN menganugerahkan seorang anak maka setiap orang tua harus mengajar anak-anaknya tentang TUHAN berulang-ulang. Itu berarti sesungguhnya TUHAN sudah memperlengkapi setiap orang tua dengan karunia untuk membesarkan, menjaga, dan mendidik serta mengajar anak-anaknya. Dengan demikian para orang tua tidak bisa terus-menerus melimpahkan tugas tanggung jawab mengajar anak-anaknya kepada sekolah-sekolah negeri, swasta, atau gereja (baca: pengurus atau pelayan anak). Ini adalah tanggung jawab setiap orang tua. Kebenaran yang sama juga ada dalam hal-hal lain dalam hidup ini.

3. Komitmen yang Berdasarkan Kasih TUHAN YESUS
Banyak orang seringkali merasa bahwa mereka tidak diperlengkapi dengan karunia untuk melayani sehingga percaya harus meniru orang lain supaya bisa efektif. Namun sejatinya, hal tersebut adalah tugas dan pekerjaan atau pelayanan yang muncul dari hati setiap orang tanpa terkecuali. Keterampilan dan talenta akan muncul seiring dengan kasih sesuai dengan yang dikerjakan. Bila menunggu talenta atau keterampilan itu muncul sebelum membagikan talenta yang dimiliki maka sesungguhnya pelayanan tidak akan pernah terwujud. Itu berarti kesempatan yang unik untuk melayani akan hilang. Terjebak pada perasaan sangatlah mudah. Misalnya ketika bangun tidur, muncul perasaan tidak suka untuk melakukan sesuatu sehingga tidak jadi untuk melakukannya. Ingatlah, ini sangat meringankan ”iblis” untuk mencuri sukacita dan kontribusi dalam menyatakan INJIL TUHAN YESUS dan menghadirkan kerajaan ALLAH. Oleh karenanya, tanpa terkecuali, setiap orang yang berakar dan bertumbuh di gereja harus belajar untuk hidup dengan komitmen guna menghasilkan buah-buah kasih. Dengan demikian siapapun yang ada dan hidup dalam konteks gereja harus belajar menjalani kehidupan sesuai komitmen yang didasarkan atas kasih TUHAN YESUS.

Pelayanan
Untuk siapakah pelayanan itu? Untuk keluarga atau sekelompok orang tertentukah? Atau untuk gereja? Pelayanan yang berlandaskan pada komitmen sesungguhnya hanya untuk kemuliaan TUHAN semata. Inilah wujud nyata dari respon umat percaya atas kasih anugerah yang telah TUHAN nyatakan melalui kematian dan kebangkitan YESUS KRISTUS. Melalui pelayanan yang dilandasi oleh komitmen maka semua orang akan dapat menyaksikan, mendengar, dan bahkan melihat, dan bahkan merasakan, betapa TUHAN teramat mencintai dan mengasihi umat ciptaanNYA.
Sehubungan dengan hal di atas maka pelayanan di setiap gereja sejatinya harus meliputi (1) pelayanan ke dalam (Galatia 5:13) dan (2) pelayanan ke luar (Yakobus 1:27). Pelayanan ke dalam dilakukan untuk pendewasaan rohani dan pertumbuhan iman, baik pihak yang melayani maupun yang dilayani (baca: umat). Pelayanan ke luar pada dasarnya dilakukan karena persekutuan umat percaya adalah ”gereja” (baca: ekklesia) yaitu persekutuan umat yang percaya kepada TUHAN YESUS dan dipanggil serta di utus ke tengah dunia. Artinya, sebagai gereja, umat percaya harus memberitakan INJIL TUHAN YESUS dan menghadirkan sukacita dan damai sejahtera TUHAN ke sesama dengan cara menyisihkan sebagian berkat yang dimiliki untuk sesama. GPIB menampung pelayanan yang dilakukan dalam 10 bidang, yaitu: Bidang IAI (teologia), Bidang Pelayanan dan Kesaksian, Bidang Perencanaan & Pembinaan SDI, Bidang Pendidikan, Bidang Pelayanan Kategorial, Bidang Gereja & Masyarakat, Bidang Organisasi & Komunikasi, Bidang Penelitian & Pengembangan, Bidang Ekubang (Daya & Dana), Bidang Umum. Dalam perumpamaanNYA, TUHAN YESUS mengungkapkan tentang pelayananan yang baik dari seorang pelayan (lih.: Lukas 19:17). dan pelayanan yang jahat dari seorang pelayan (lih.: Lukas 19:22). Alkitab mengajarkan kepada tentang karakter dari seorang pelayan yang baik. Ini dapat dilihat dari teladan YESUS yang ditulis oleh Rasul Paulus (lih.: Filipi 2:3-8). TUHAN YESUS juga mengatakan bahwa IA datang untuk melayani dan bukan untuk dilayani (lih.: Matius 20:28).
Pelayanan yang dilakukan oleh para pelayan TUHAN sesungguhnya memiliki etika pelayanan. Pada dasarnya, etika pelayanan terkait dengan (1) hubungan antara eksistensi dengan statusnya sebagai pelayan TUHAN dalam melayani, (2) aktifitas pelayanan yang dilakukan, dan (3) pelayanan tidak hanya dilakukan oleh satu orang saja melainkan dalam kelompok pelayan TUHAN yang melayani. Dari ketiga hal tersebut di atas maka terbentuklah rangkaian etika pelayanan yang meliputi, antara lain:
Bertanggung jawab
Taat
Tepat waktu/disiplin
Loyal/Setia
Memiliki skala prioritas yang jelas dalam semua bidang kehidupan yang dijalani
Menghargai orang lain

CATATAN PENUTUP
“… serahkanlah anggota-anggota tubuhmu kepada ALLAH untuk
menjadi senjata-senjata kebenaran”
(Roma 6:13)
Dari uraian di atas maka jelaslah bahwa komitmen dalam pelayanan menjadi keharusan alias wajib hukumnya.
Tanpa komitmen yang teguh maka pelayanan hanya berujung pada kesia-siaan belaka karena yang diandalkan adalah kekuatan dan kemampuan alias ego dan hawa nafsu belaka.
Oleh karena itu, apapun status, jabatan, dan posisi setiap umat yang mengaku percaya dan beriman kepada TUHAN YESUS (baca: apakah sebagai seorang presbiter, baik pendeta, penatua, dan diaken, sebagai badan pengurus maupun pelayan di BPK dan komisi, sebagai warga jemaat biasa, sebagai pasangan suami-istri kristen, sebagai orang tua kristen, etc), dalam melayani haruslah didasari pada komitmen yang total. Pelayanan yang berlandaskan pada komitmen adalah cerminan orang-orang yang mengandalkan TUHAN. Sebaliknya, pelayanan yang tidak berlandaskan pada komitmen adalah cerminan dari orang-orang yang hanya mengandalkan pada ego/hawa nafsu manusia belaka. Pelayanan yang berlandaskan pada komitmen total, dapat dipastikan akan menghasilkan buah-buah ranum yang sesuai dengan yang dikehendaki TUHAN YESUS. Buah-buah ranum tersebut tercermin dari pikiran, tutur kata, dan perbuatan yang rela untuk menyangkal diri dan setia memikul salib.

Rohadi Joshua Sutisna (Pdt.)
GPIB jemaat “Bethania” DKI Jakarta

Label: ,



comment? / top


title: The Value of Commitment
date:
time:7/17/2009 11:23:00 AM
Apakah itu komitmen? Sebuah kata yang diucapkan oleh seseorang untuk meyakinkan orang lain bahwa dia sungguh-sungguh akan melakukan kewajibannya itu. Komitmen mencakup berbagai aspek, apakah di gereja, kantor, sekolah, pemerintahan, atau dalam kehidupan sehari-hari.
Komitmen itu adalah sebuah keputusan, bukan berjalan dengan perasaan. Orang yang mengatakan komitmen itu tidak penting sebenarnya adalah orang yang menolak komitmen. Sebuah kontrak kerja misalnya, memang tidak menjamin adanya komitmen yang tulus dari kedua belah pihak tapi paling sedikit ia memberi pegangan. Orang bisa melakukan tindakan hukum bila itu dilanggar.
Perkawinan tidak pernah dapat dieksperimenkan. Sebab perkawinan adalah sebuah komitmen. Orang tidak dapat mengeksperimenkan komitmen. Yang mungkin hanyalah menerima atau menolak. Tidak ada peluang untuk coba-coba.
Nah sekarang bagaimana komitmen dalam pelayanan di gereja? Apa pendapat teman-teman GP Yahya tentang komitmen. Sebelumnya beberapa teman-teman GP Yahya mendefinisikan komitmen itu adalah semacam nazar, berjanji akan melakukannya apapun yang terjadi (Elfa). Semacam janji, janji iman untuk melayani (Anes). Ada juga yang mengatakan suatu janji yang harus dijalani sampai selesai (Robin).
Sebenarnya, apa sih komitmen itu? Secara bahasa, komitmen berasal dari bahasa Inggris ”commitment” yang berarti kewajiban, tanggung jawab, sesuatu yang telah dijanjikan. To commit (~oneself) sendiri diartikan sebagai: bertanggung jawab atas, berkewajiban, berjanji. Jika dikaitkan dengan janji dalam pelayanan misalnya menjadi pengurus GP, bisa jadi komitmen menuntut kita untuk tetap konsisten untuk menjalankannya sampai kepengurusan selesai. Konsekuensinya yaitu menyediakan waktu dan tenaga untuk pelayanan. Jadi ketika kita menyatakan komitmen dengan sesuatu, maka sesungguhnya kita sedang menyatakan diri setia dengan satu hal.
Komitmen bukan sekedar diucapkan, tetapi dibarengi action/tindakan. Komitmen tanpa aksi sama saja mubazir dan sia-sia. Anes mengatakan, dibutuhkan kemauan, niat baik, dan tanggung jawab. Senada dengan itu, bukan karena paksaan, bersemangat, dan pantang menyerah, tambahan dari Robin. Elfa menambahkan bahwa dibutuhkan kesiapan hati, tekad yang kuat, dan pikir panjang dulu sebelum mengambil keputusan.
Dari penjelasan diatas diungkapkan bahwa komitmen itu sangat penting peranannya karena itu akan menentukan tujuan akhir yang akan dicapai. Contoh kasus misalnya, seorang mahasiswa teologi mengeluh bahwa ia frustasi menghadapi pendidikan teologi yang diikuti, namun karena harapan orang tua ia terpaksa menyelesaikan pendidikannya. Komitmen apa yang bisa kita harapkan dari calon pendeta demikian? Seorang pendeta yang memiliki komitmen yang kuat untuk memberitakan firman kabar sukacita dari Yesus, menjadi pendeta karena panggilan Tuhan bukan karena profesi. Ada yang memiliki komitmen untuk berkorban dan melayani jemaat sehingga rela mengorbankan hartanya, namun ada juga pendeta sekarang yang komersial atau yang menjadikan ibadah sebagai kesempatan memperoleh laba akibatnya komitmen pendeta banyak yang sekedar asal melayani demi memasuki umur pensiun dan lebih senang berebut kursi organisasi daripada kursi kerajaan surga.
Tidak ada gunanya segudang teori, entah itu seminar, conference, bahkan sekolah Alkitab yang pernah diikuti kalau di dalam diri ini tidak ada komitmen untuk bertumbuh. Komitmen untuk bertumbuh menjadi dewasa membutuhkan proses, tidak ada yang otomatis.
Komitmen itu harus dengan sengaja dilakukan dan dipraktekkan.
Kita jangan berpikir jika kita setiap minggu datang ke gereja kemudian dengan tertib kita memberikan persembahan itu sudah cukup sebagai modal untuk bertumbuh. Mengapa? Karena hidup orang percaya bukan hanya mendengar tetapi ia juga harus taat dan mempraktekkan apa yang sudah didengar. Kita tidak jarang menemukan orang-orang yang sudah mengerti pengetahuan Alkitab, namun tetap hidupnya berantakan. Gosip tetap saja berlangsung, omong kotor tetap diucapkan, dendam tetap ada di dalam hatinya dan tidak ada pengampunan. Semua ini dapat terjadi karena tidak adanya komitmen di dalam dirinya untuk bertumbuh.
Tidak mudah mempertahankan sebuah komitmen, perlu waktu dan proses, tidak dapat secara instan. Yesus melakukan pelayanan-Nya sampai titik darah penghabisan, komitmen sampai akhir. Komitmen teruji pada saat mengalami konflik, kejatuhan dan dalam kondisi tidak nyaman.
Ada korelasi antara konsisten dengan komitmen dalam pelayanan. Elfa mengatakan jika kita konsisten dengan apa yang telah kita kerjakan maka komitmen yang telah kita tetapkan akan tercapai, kalau tidak hasilnya akan tertunda-tunda, malas-malasan, bahkan melakukannya dengan setengah hati. Jadi konsisten dan komitmen itu selaras/saling mendukung seperti kata Anes dan Robin. Misalkan saya mempunyai komitmen setiap bangun pagi harus saat teduh dahulu, jika kita konsisten selalu bangun pagi maka komitmen untuk selalu saat teduh tercapai tetapi jika kita tidak konsisten dengan bangun pagi, selalu telat bangun/malas bangun dan sering menunda-nunda karena harus mengerjakan yang lainnya maka komitmen yang telah dibuat terabaikan.
Tentunnya kita membuat komitmen karena ada tujuan yang ingin dicapai dan jawabannya pun beragam. Elfa misalnya mengatakan berkomitmen memberikan hidup dengan sepenuhnya untuk Tuhan dan tujuan akhirnya memberikan yang terbaik buat Tuhan. Gak mau ketinggalan Robin dan Anes berkomitmen menyelesaikan tugas sebagai pengurus GP sampai selesai, tentu tujuan yang ingin dicapai agar pelayanan di GP tetap berjalan dan bertumbuh.
Segalanya memang berawal dari diri kita jikalau kita memiliki komitmen dan kemauan untuk belajar, maka pada akhirnya semua itu akan memperlihatkan hasil yang baik. Jadi teman-teman pemuda-pemudi, komitmen dalam melayani, haruskah? Ditunggu kedatangannya dalam ibadah GP. (AT)
Quote a quote :
When I stand before God at the end of my life, I would hope that I would not have a single bit of talent left, and could say, "I used everything You gave me."
Erma Bombeck

Label: ,



comment? / top


title: Tobat
date: Selasa, 14 Juli 2009
time:7/14/2009 12:18:00 PM

Let ‘s call her Yossy, panggilan untuk gadis manis yang bernama lengkap Yossy Septia Posmaida Napitupulu ini sebagai dara keturunan campuran batak-jawa. Sebagai salah seorang pengurus BPK PA Yahya, tepatnya sebagai wakil ketua, apa aja sih yang akan kita kupas mengenai dara yang satu ini? Nah, sok atuh disimak yak…

Gimana awal mula kamu bisa aktif di GP Yahya?
“Dahulu kala itu, daku diajak oleh K’Yugo (Mantan Ketua GP terdahulu serta kebetulan juga sebagai pengajar Taekwondo) untuk ikut melayani di Gerakan Pemuda. Awalnya ditawari untuk membantu sebagai sie. pemerhati kemudian seiring berjalannya waktu aku ditawarkan sebagai bendahara BPK GP serta Bendahara sanggar drama ‘Exodus’ pada tahun 2000 – 2003. Nah setelahnya, aku masih dipercayakan sebagai Sekertaris BPK GP pada tahun 2003 – 2007. Sembari itu juga, aku dipercayakan juga sebagai koordinator pelayan PA untuk sektor Annamartha. Dan sekarang, terpilih sebagai Wakil Ketua BPK PA periode 2007 – 2012.”
Trus kenapa ingin sekali melayani di Yahya?
Karena aku memang ingin sekali melayani di gereja sendiri. Kerinduan ini dimulai dulu banget melalui pendidikan rohani yang aku tempuh selama setahun pada tahun 2000, kemudian bersama dengan deretan pemuda GKI, aku ikut aktif melayani anak jalanan di daerah Kuitang bahkan sampai on air loh di Radio RPK pada masa itu. Kesannya yah senang! Hal inilah yang semakin mendorongku untuk terus melayani di GPIB Yahya.”

Apa yang membuat kamu terus bersemangat melayani?
“Dengan Tuhan selalu ada di sampingku sehingga membuat aku akan terus bersemangat. Pokoknya berdoa sambil bekerja dong.”

Bagaimana perasaannya sewaktu terpilih menjadi salah satu pengurus BPK PA Yahya?
“Pastinya ini bukanlah pekerjaan yang mudah tapi aku yakin dengan selalu berpengharapan akan-Nya maka aku akan selalu dikuatkan.”

Membahas mengenai sahabat sejati, seperti apakah sosok sahabat sejati bagi K’Yossy?
“Sahabat sejatiku adalah ‘my mother’. Yang bisa dianggap sahabat haruslah yang mengerti aku luar-dalam, dapat memberikan solusi yang terbaik untuk aku, suka berbeda pendapat dengan aku pastinya karena pasti dia akan berkata jujur.”


Kalo bersahabat dengan Kristus, sulit ga?
“Ga sulit kok, cukup siapkan hati dan berserahlah kepad-Nya. Lalu sifat Kristus yang selalu setia dan selalu ada untuk aku, itulah yang aku banggakan karena aku ingat bahwa aku tidak selalu setia untuknya. Pengorbananku untuk-Nya rasanya belum seberapa, saat ini aku mau all-out untuk Dia. Misalnya saja aku ingin terus bisa mengajar anak-anak PA untuk terus mengenalkan diri-Nya lebih dalam.”

Wah… nanya lagi dong, kalo prinsip hidup k’Yossy seperti apa?
“Janganlah mengandalkan hanya kekuatan manusia saja tetapi andalkanlah kekuatan Tuhan. Serta terus berpengharapan akan Dia pasti semua akan diberikan yang terbaik untuk kita.”

Akhir kata, ada pesan-pesan ga untuk Pemuda/I GPIB Yahya?
“Selagi muda teruslah berkarya dalam pelayanan untuk terus memuliakan Tuhan kita, Yesus Kristus. Ok teman-teman. Selamat melayani.” (SMS)

Karena itu, saudara-saudaraku yang kekasih, berdirilah teguh, jangan goyah, dan giatlah selalu dalam pekerjaan Tuhan! Sebab kamu tahu, bahwa dalam persekutuan dengan Tuhan jerih payahmu tidak sia-sia.
I Korintus 15:58

Label: ,



comment? / top


title: Arti Sahabat SEJATI
date:
time:7/14/2009 12:07:00 PM
Jika ada orang bertanya kepada kita, “apa arti seorang sahabat bagi kita?”
Pasti banyak yang ingin kita ungkapkan perihal pertanyaan tersebut. Sesuai dengan survey yang saya buat di sekolah tempat saya mengajar (SMA Candra Naya), saya mengajukan pertanyaan tersebut kepada murid-murid dan para guru, dan inilah pendapat mereka tentang sahabat bagi mereka : Para murid ( kelas XII):
1. seorang yang mempunyai arti
2. seorang yang menghargai dan mau menerima kelebihan maupun kekurangan kita/mengerti kita apa adanya
3. seorang yang tidak menjerumuskan kita ke hal yang negatif
4. seorang yang bisa menjadi teman curhat kita
5. seorang yang selalu ada saat kita butuh
6. seorang yang tetap ada saat yang lain menjauh
7. seorang yang seperti saudara
8. seorang yang tidak mengharapkan imbalan jika berbuat sesuatu untuk kita
Tapi…ada seorang murid yang dengan ekstrim menyatakan bahwa tidak pernah ada seorang sahabat sejati, karena “habis manis sepah dibuang”, katanya. Wow…luar biasa…pasti ini adalah pengalaman pribadinya!!
Para guru :
1. seorang yang bisa mengerti segala kekurangan dan kelebihan kita
2. seorang yang selalu menyediakan waktu bagi sahabatnya jika dibutuhkan
3. seorang yang ada dan membantu kita pada saat kita menghadapi kesulitan
4. seorang yang rela berkorban untuk kita
Dari semua pendapat tersebut diatas, dapat disimpulkan, bahwa seorang sahabat sejati adalah seorang yang selalu ada bagi sahabatnya, baik dalam keadaan suka atau duka, untuk mendengarkan curahan hati kita, serta rela berkorban bagi sahabatnya.
Jika kita kembali pada Alkitab, ada satu persahabatan yang bisa kita ambil contoh, yaitu persahabatan antara Daud dan Yonathan (anak Saul). Persahabatan mereka begitu banyak aral merintang, sehingga Daud ingin dibunuh oleh Saul, ayah Yonathan. Dalam keadaan demikian Yonathan tetap membantu Daud, bahkan membuat suatu perjanjian (I Samuel 20 : 12 -17). Yonathan berbuat demikian karena kasihnya pada Daud, seperti pada dirinya sendiri (ayat 17).
Bisa disimpulkan bahwa Yonathan menaruh kasih sebagai dasar dari persahabatannya dengan Daud, dan itu dia buktikan dengan tetap ada bagi Daud pada saat Daud mengalami kesulitan.
Sober, Terkadang kita dengan mudah berjanji dan berkomitmen dengan sahabat kita, yang selalu diawali dengan baik. Tapi…pada saat sahabat kita mengalami kesulitan/kesukaran/kekurangan dalam hidup, tak jarang sahabat kita meninggalkan kita sendirian.
Jika itu terjadi…, bukankah tragis? Maka tak jarang banyak orang yang kecewa dengan sahabatnya, bahkan sampai membuat pernyataan, bahwa tidak ada sahabat yang sejati, karena sahabat sejati teruji saat kita mengalami kesulitan. Firman Tuhan mengatakan, “Seorang sahabat menaruh kasih setiap waktu, dan menjadi saudara dalam kesukaran.” (Amsal 17:17)
Berlandaskan Firman Tuhan tersebut, bisa kita tarik kesimpulan bahwa seorang sahabat yang sejati adalah saudara jika kita mengalami kesukaran dan persahabatan yang sejati selalu dilandasi oleh KASIH. Jika persahabatan sejati dilandasi kasih, maka persahabatan itu tidak akan mengharapkan imbalan.
Sekarang…ada beberapa pertanyaan. Yang dapat menjawab semua pertanyaan itu hanyalah diri kita sendiri.
Dapatkah kita menjadi sahabat yang sejati?
Apakah kita bisa diandalkan?
Dan selalu punya waktu pada saat kita dibutuhkan?
Apakah kita rela berkorban bagi sahabat kita?
Dapatkah kita tetap ada bersama dengan dia, atau bisa membantu dia pada saat dia mengalami kesukaran dalam hidup?
Sudah siapkah kita untuk menjadi seorang sahabat yang sejati?
Ada satu sobatku yang setia
Dia tak akan pernah tinggalkanku
Di saat aku susah, saatku sendirian
Dia s’lalu menemani diriku
Masih ingatkah penggalan lagu tersebut diatas?
Menurut sang penulis lagu, siapakah sobat setia yang dimaksud?
Ya…benar, Sobat setia yang dimaksud adalah Tuhan kita Yesus Kristus.
Ada lagi penggalan lagu yang menyatakan Yesus sebagai sahabat,…..
Di hidupku, ku ada sobat yang setia
Yang s’nantiasa berjalan sertaku
Masa gelap dibuatNya terang ceria
Itulah janji juruslamatku
Jika penulis lagu dapat merasakan bahwa Yesuslah Sahabat sejatinya, bagaimana dengan kita?



by : Dkn. Titiek Walangitan-Mangowal

Label: ,



comment? / top


title: Pojok DOA
date:
time:7/14/2009 12:03:00 PM
Tuhan Yesusku…

Terima kasih karena Engkau memberikan aku teman yang pengertian,
karena aku dapat menjadi diriku sendiri.
Terima kasih karena Engkau memberikan aku teman yang murah hati,
karena aku selalu cukup setiap saat.
Terima kasih karena Engkau memberikan aku teman yang sabar,
karena ia selalu bisa menerimaku apa adanya.
Terima kasih karena Engkau memberikan aku teman yang suka menolong,
karena aku selalu bisa lepas dari kesulitan.
Terima kasih karena Engkau memberikan aku teman yang perhatian,
karena aku menjadi seseorang yang berarti.

Terima kasih karena Engkau memberikan aku teman yang egois,
karena aku bisa belajar mengasihinya dengan sepenuh hati.
Terima kasih karena Engkau memberikan aku teman yang malas,
karena aku bisa memberikan semangat dan motivasi kepadanya.
Terima kasih karena Engkau memberikan aku teman yang pemarah,
karena aku bisa belajar menjadi sabar dan mengerti dirinya.
Terima kasih karena Engkau memberikan aku teman yang suka mengkritik,
karena aku bisa menjadi lebih baik lagi dari sebelumnya.
Terima kasih karena Engkau memberikan aku teman yang tidak pedulian,
karena aku bisa belajar menjadi peduli kepadanya.


Terima kasih telah memberikan aku begitu banyak teman dalam hidupku dan ajarilah aku senantiasa untuk menjadi sahabat yang baik bagi semua teman-temanku.

Terima kasih Sahabatku.

Amin.

By : Elfa Karwur

Label: ,



comment? / top


title: Persahabatan dalam Alkitab
date:
time:7/14/2009 11:49:00 AM
Persahabatan sejati?? Persahabatan yang seperti apa sih yang kita inginkan?? Ada tidak ya contoh pasangan sejati itu?? Ups, tentu ada dong… Ini dia saatnya buat kita cari tahu siapa saja tokoh-tokoh yang dapat kita jadikan teladan dalam menjalin hubungan pasangan sahabat sejati.

Tokoh Pertama: Daud dan Yonatan
Siapa sih yang tidak tahu persahabatan kedua orang ini? Yonatan adalah anak dari Raja Saul. Daud sendiri hanyalah anak dari Isai. Walaupun mereka berdua berasal dari latar belakang dan status keturunan yang berbeda tetapi dari awal mereka bertemu dan saling mengenal satu dengan yang lainnya, tak pernah satupun di antara mereka menganggap bahwa perbedaan latar belakang yang mereka sandang itu merupakan sebuah jurang pemisah yang dapat membuat mereka saling tidak cocok untuk menjalin sebuah hubungan persahabatan. Pada kenyataannya, Daud dan Yonatan termasuk orang yang dapat saling menerima perbedaan yang mereka miliki sebagai sebuah kebaikan. Mereka dapat saling memahami, “terikat”, dan saling mengasihi, seperti mereka mengasihi diri mereka sendiri (I Samuel 18:1, 3). Ketika Saul, ayah Yonatan, ingin membunuh Daud, Yonatan pun langsung membantu melindungi Daud dari ancaman ayahnya yang tidak menyukai kehebatan Daud. Jadi dengan keberadaan Yonatan, Daud pun dapat merasa tenang, begitu pula sebaliknya.
Satu hal yang dapat kita teladani dari mereka adalah pandangan mereka yang terbuka satu dengan yang lainnya, tidak membeda-bedakan status dan kedudukan, mereka juga saling menyayangi seperti mereka menyayangi diri mereka sendiri. Seperti yang selalu kita semua tahu bahwa ada hukum kasih yang mengharuskan kita untuk mengasihi sesama kita seperti diri kita sendiri (Matius 22:39). Tidak pernah ada permusuhan antara kedua sobat ini. Jika salah satu dari mereka mendapat kesulitan, maka yang lainnya pasti akan membantu mencarikan jalan keluar (I Sam 19:1-3). Di dalam suka maupun duka mereka juga masih menjaga kepercayaan antara yang satu dengan yang lainnya dan tidak pernah ada kecurigaan antar kedua tokoh ini.

Tokoh Kedua: Daniel, Hananya, Misael, dan Azarya
Ada empat tokoh anak muda – pada zamannya – yang saling berteman saat mereka masuk ke dalam istana untuk bekerja di sana. Dari sekian banyak anak muda, hanya mereka berempatlah yang berhasil menahan diri dari godaan untuk menyentuh santapan raja dan anggur. Mereka juga sangat teguh pada keyakinan mereka, sehingga mereka menolak untuk menyembah berhala yang dibuat oleh Raja Nebukadnezar pada saat itu.
Contohlah Hananya, Misael, dan Azarya (yang diganti nama menjadi Sadrakh, Mesakh, dan Abednego) tetap tidak membuat diri mereka gentar dengan ancaman dari raja jika tidak menyembah berhala yang dibuatnya. Mereka bertiga tetap setia dalam melayani Tuhan dan terus bersekutu bersama, walaupun lingkungan sekitar mereka tidak mendukung mereka. Bahkan ketika mereka hendak dihukum masuk ke dalam perapian yang menyala-nyala, mereka tetap setia dan percaya bahwa Allah pasti akan melindungi mereka (Daniel 3:1-30). Begitu pula dengan kehidupan berteman kita, dalam keadaan sesulit apapun ketika kita sudah menganggap bahwa mereka sahabat dan saudara kita dalam Yesus Kristus, maka buatlah agar diri kita tetap setia bersama mereka dalam suka maupun duka.

Tokoh Ketiga: Si buta dan Si Tuli
Nah kalo tokoh yang satu ini hanyalah tokoh fiktif yang dapat memberikan teladan kepada kita untuk menjadi seorang sahabat yang sejati. Ceritanya ketika si buta membantu seorang yang ternyata tuli, ia tidak menyangka bahwa mereka berdua akan menjadi teman yang baik, yang dapat saling mengisi kekurangan masing-masing. Misalnya saja si buta bisa makan makanan yang baik dengan bantuan si tuli, sedangkan si buta dapat menjadi sumber informasi bagi si tuli yang tidak dapat mendengar apa yang orang di sekitarnya katakan mengenai dia.
Intisari yang dapat kita ambil dari cerita si buta dan si tuli adalah dalam setiap kekurangan dan kelebihan yang kita miliki sebaiknya kita menggunakannya itu saling berbagi dengan orang lain. Di saat pasangan atau sahabat kita mengalami kesulitan biarlah kita menjadi pemberi kesukaan, di saat pasangan atau sahabat kita bergembira biarlah kita menjadi pelipat ganda dari kegembiraan itu, di saat pasangan atau sahabat kita memerlukan “mata” berikanlah “mata” kita kepada mereka, dan di saat mereka membutuhkan “telinga” maka berilah “telinga” kita kepada mereka. Dan berbahagialah serta mengucap syukurlah atas kekurangan dan kelebihan pasangan sahabat sejati kita.
Dari berbagai tokoh pasangan yang di atas, masih ada banyak contoh dari tokoh-tokoh atau orang yang berada di sekitar kita yang dapat membuat kita belajar menjadi atau mencari pasangan sahabat sejati. Tapi dari semuanya itu, hanya ada satu sahabat kita yang sejati. Dia tidak pernah meninggalkan kita di saat kita suka maupun duka. Dia selalu melindungi dan memberikan kita nasehat dalam setiap keseharian yang kita jalani. Yap, DIA-lah Yesus Kristus. Hanya dialah sahabat sejati kita. Just accepted HIM and HE will be with you everytime in your life. (CT)

Label:



comment? / top


title: Makna Kenaikan Yesus Kristus
date:
time:7/14/2009 11:41:00 AM

Apa yang kamu bayangkan ketika tahu akan memperingati hari Kenaikan Yesus Kristus? Mungkin tidak terpikir akan ada sesuatu yang istimewa bukan? Sangat berbeda ketika kita akan merayakan Natal atau Paskah. Kenaikan Yesus Kristus biasanya dirayakan biasa-biasa saja. Bahkan tidak sedikit kalangan yang menganggap hal ini tidak penting.
Lalu bagaimana seharusnya kita menyikapi perayaan ini? Benarkah peristiwa ini juga sama pentingnya dengan peristiwa kematian ataupun kebangkitan Kristus? Menurut Pdt. Mangapul Sagala, seorang pelayan di Perkantas dalam tulisannya tentang Makna Kenaikan Kristus (www.sinarharapan.com), peristiwa kenaikan Yesus dalam Kisah Para Rasul 1:6-11 merupakan bagian Injil yang sangat detil dalam menceritakan tentang kenaikan Kristus. Dan berdasarkan kitab ini ada tiga hal yang menjadi dasar kita untuk menerima dan mempercayai kenaikan Kristus.
Pertama, kenaikan Yesus tersebut menegaskan fakta perihal kebangkitan-Nya. Alkitab menegaskan bahwa kenaikan Tuhan Yesus merupakan satu kesatuan dengan kematian dan kebangkitan-Nya. Menarik sekali bagaimana dokter Lukas memulai kitab Kisah Para Rasul tersebut. "Hai Teofilus, dalam bukuku yang pertama aku menulis tentang segala sesuatu yang dikerjakan dan diajarkan Yesus, sampai pada hari Ia terangkat,” (1:1-2). Jadi, dokter Lukas tidak hanya menulis penderitaan, kematian, dan kebangkitan Yesus, melainkan sampai pada hari ia terangkat!
Kedua, kenaikan Yesus ke surga mendemonstrasikan kemenangan-Nya yang sempurna. Alkitab menegaskan bahwa Yesus bukan hanya mengalahkan kuasa penyakit, menghentikan badai dan angin ribut, serta mengalahkan kuasa dosa, melainkan dengan jelas kita membaca bahwa Yesus juga mengalahkan kuasa maut. Lebih dari itu, Yesus sendiri bangkit dari kubur. Sesungguhnya, tidak ada catatan tentang pendiri-pendiri agama atau nabi mana pun yang memiliki kuasa yang setara dengan kuasa Yesus tersebut. Apalagi, faktanya, tentu saja tidak ada.
Ketiga, kenaikan Yesus ke surga menegaskan identitas-Nya yang sesungguhnya. Seseorang pernah mengatakan, “Semua yang hidup akan berakhir ke bawah, karena semua yang hidup akan mati dan dikubur”. Namun tidak demikian dengan Yesus. Tuhan Yesus mengakhiri hidup-Nya ke atas. Kenaikan Yesus tersebut menunjukkan dari mana Dia berasal. Hal itulah yang pernah ditegaskan-Nya kepada orang-orang yang memusuhi-Nya: “Kamu berasal dari bawah, Aku dari atas; kamu dari dunia ini, Aku bukan dari dunia ini,” (Yoh 8:23). Selanjutnya, dalam pasal berikutnya kita membaca bahwa sambil memandang ke atas, Tuhan Yesus berdoa: “Aku tidak ada lagi di dalam dunia, tetapi mereka masih ada di dalam dunia, dan Aku datang kepada-Mu,” (Yoh 17:11). Dengan perkataan lain, kenaikan Yesus ke surga merupakan peristiwa “pulang mudik”. Hal itu dilakukan-Nya, setelah seluruh pekerjaan-Nya selesai (Yoh 17:4).

Amanat Agung
Sebelum Yesus naik ke surga ada pesan yang Ia sampaikan kepada murid-murid-Nya. Matius 28:19-20, ”Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai akhir zaman.”. Amanat Agung ini juga masih berlaku sampai saat ini bagi kita yang mempercayai Kristus. Menjadi Saksi Kristus adalah pesan penting yang disampaikan Yesus sebelum Ia benar-benar naik dan terangkat ke surga. “Kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu. Dan kamu akan menjadi Saksi-Ku di Yerusalem, dan di seluruh Yudea dan Samaria, sampai ke ujung bumi” (Kis 1:8).

Akhirnya semoga dengan kembali merayakan kenaikan Kristus kita semakin diingatkan akan tugas dan panggilan hidup kita menjadi Saksi Kristus. Dan meskipun peristiwa sejarah ini tidak kita rayakan sebesar perayaan Natal atau Paskah, semoga kita tidak melupakan esensi dari peristiwa Kenaikan Kristus. Amin
(TS)

Label: ,



comment? / top


title: FT vs FB
date: Senin, 13 Juli 2009
time:7/13/2009 05:07:00 AM
Pada hari Sabtu sore yang cerah, di suatu ibadah GP yang cerah… Gimana nggak cerah? Hari itu kita kebagian berkat ganda euy.. udah dapet berkat Firman Tuhan yang sungguh berharga mengenai apa kata FT mengenai FB.. wess.. Apaan tuh? Maksudnya apa kata Firman Tuhan mengenai Facebook, itu loh yang lagi rame-rame dikerubutin orang. Menurut Pnt. Argopandoyo, ato nama bekennya, Kak Argo; Facebook itu hal yang positif banget apalagi kalau kita bisa memberkati orang lain dan bersekutu dengan saudara-saudara kita di Facebook. Yap! Tentu Dong… Ditambah lagi, Sang Tuan Rumah yang Berbahagia yaitu Bung Masse yang juga jadi organis di ibadah kita sore itu, menyediakan 3 loyang pizza cheesy cheese meatlovers ukuran besar untuk disantap sama-sama.. Hmm… What a great day full of blessings! (EJK)

Label: ,



comment? / top


title: Tetap Semangat
date:
time:7/13/2009 05:00:00 AM
Dear Misioners
Sejujurnya saya bingung ketika harus mengisi kolom “My Testimony”-nya Misioner. Apakah yang harus saya bagikan seputar pelayanan di Yahya? Tapi tak apalah, mungkin berbagi cerita tentang kepanitiaan yang baru usai, yakni Panitia HUT, NATAL dan PASKAH.
Sejujurnya lagi nih, ketika diminta untuk jadi bendahara di kepanitiaan ini saya langsung menolak. Alasannya cukup klise juga, kelamaan dan ga mau pusing dengan duit (kalau ga salah periode kerjanya kan sejak Oktober’08-April’09, jadi untuk sebuah kepanitiaan lama kan..? (setidaknya menurut saya) Ketika itu saya cuma kepikiran membantu panitia inti, tanpa harus terlibat terlalu banyak. Tapi akhirnya bung Samuel yang ketika itu masih jadi ketua GP Yahya berhasil meyakinkan saya untuk menerima pelayanan ini.
Di awal perjalanan kepanitiaan ini, saya merasakan semangat kebersamaan yang kuat di antara para Panitia. Sedemikian banyak kegiatan yang kami kerjakan terasa ringan dan fun. Kala itu untuk acara HUT Gereja, kami (Panitia) mengadakan pengobatan gratis, bazar dan Kebaktian Penyegaran Rohani. Ketika itu tema kegiatan kami adalah “Satu Tubuh dalam Kristus Satu Hati dalam Melayani” dan ketika itu kami berkomitmen untuk mewujudkan tema ini di setiap kegitan kami. Kami pun seringkali secara bersama-sama mengucapkan kata-kata ini dengan harapan kami semakin mengimaninya. Bukan tanpa aral, seluruh kegiatan ini pun diwarnai oleh berbagai tantangan. Jumlah kepanitiaan yang lebih dari 20 orang ternyata hanya di atas kertas. Namun semua dapat dimaklumi dan selalu ada teman-teman lain yang akhirnya membantu kami. Pokoke secara keseluruhan kegiatan kami berjalan sukses .
Beralih pada kegiatan Natal dan Paskah, entah mengapa semangat kebersamaan kami tidak lagi seperti semula. Entah mulai jenuh atau banyaknya kegiatan yang harus dijalanin. Maklum beberapa panitia yang notabene adalah juga Pengurus BPK GP,dan juga memegang berbagai peran di gereja (semisal pengajar PT, PA, Prokantor, Organis) mereka harus bisa memprioritaskan kegiatan masing-masing. Belum lagi urusan kerja atau kuliah atau sekolah dan urusan pribadi lainnya. Beberapa teman panitia juga ada yang tidak se-exist dulu lagi (Hiksss..betapa beratnya perjalanan ini!!!) Meskipun begitu kami tetap berusaha agar semangat pelayanan itu tetap ada, sehingga kami tetap bisa memberi yang terbaik.
Kegiatan kami pada intinya masih sama, pengobatan gratis dan acara Ibadah. Natal kami mempersiapkan drama, untuk Paskah ada Film dan Kunjungan ke Panti Jompo (yang ini berkesan banget loh). Dalam berbagai event tersebut, personilnya tetap sebagian besar adalah panitia juga. Kebayang kan gimana repotnya? Sudah tidak keliatan deh sie ini atau sie itu, kerjanya borongan he he.. (sisi positifnya bisa belajar banyak kali ya?) Cuman sedikit tanya terbersit juga, sedemikian sulitkah ternyata mengajak orang untuk berpartisipasi dalam kegiatan kami? Hmm…
Di atas semua yang terjadi, saya bersyukur bisa bergabung dalam kepanitiaan ini, disamping bisa belajar banyak hal, Tuhan juga membukakan mata saya untuk berani mengambil tanggung jawab yang lebih besar. Sejujurnya dulu saya enggan menjadi bendahara karena tidak suka direpotin dengan urusan duit (naïf juga sih…he he). Di samping itu saya belajar untuk benar-benar menaruh pengharan pada Tuhan, bukan pada orang-orang di sekitar kami. Karena mungkin kami akan kecewa, tapi ketika pengaharapan itu benar-benar pada Tuhan dan kami tidak akan kecewa. (..kayak pesannya K’Titiek tercinta…!!!) Dan meskipun kepanitiaan ini telah berakhir, (eh udah lum ya???) saya berharap kami tidak jemu-jemu melayani Tuhan . “Janganlah kiranya kerajinanmu kendor, biarlah rohmu menyala-nyala dan layanilah Tuhan”…(klo bahasa gaulnya, Tetap SemAngat !!!)
Thanx.

by: Betesda Siburian

quote :
“Meskipun begitu kami tetap berusaha agar semangat pelayanan itu tetap ada, sehingga kami tetap bisa memberi yang terbaik.”

Label: ,



comment? / top