Apa yang kamu bayangkan ketika tahu akan memperingati hari Kenaikan Yesus Kristus? Mungkin tidak terpikir akan ada sesuatu yang istimewa bukan? Sangat berbeda ketika kita akan merayakan Natal atau Paskah. Kenaikan Yesus Kristus biasanya dirayakan biasa-biasa saja. Bahkan tidak sedikit kalangan yang menganggap hal ini tidak penting.
Lalu bagaimana seharusnya kita menyikapi perayaan ini? Benarkah peristiwa ini juga sama pentingnya dengan peristiwa kematian ataupun kebangkitan Kristus? Menurut Pdt. Mangapul Sagala, seorang pelayan di Perkantas dalam tulisannya tentang Makna Kenaikan Kristus (www.sinarharapan.com), peristiwa kenaikan Yesus dalam Kisah Para Rasul 1:6-11 merupakan bagian Injil yang sangat detil dalam menceritakan tentang kenaikan Kristus. Dan berdasarkan kitab ini ada tiga hal yang menjadi dasar kita untuk menerima dan mempercayai kenaikan Kristus.
Pertama, kenaikan Yesus tersebut menegaskan fakta perihal kebangkitan-Nya. Alkitab menegaskan bahwa kenaikan Tuhan Yesus merupakan satu kesatuan dengan kematian dan kebangkitan-Nya. Menarik sekali bagaimana dokter Lukas memulai kitab Kisah Para Rasul tersebut. "Hai Teofilus, dalam bukuku yang pertama aku menulis tentang segala sesuatu yang dikerjakan dan diajarkan Yesus, sampai pada hari Ia terangkat,” (1:1-2). Jadi, dokter Lukas tidak hanya menulis penderitaan, kematian, dan kebangkitan Yesus, melainkan sampai pada hari ia terangkat!
Kedua, kenaikan Yesus ke surga mendemonstrasikan kemenangan-Nya yang sempurna. Alkitab menegaskan bahwa Yesus bukan hanya mengalahkan kuasa penyakit, menghentikan badai dan angin ribut, serta mengalahkan kuasa dosa, melainkan dengan jelas kita membaca bahwa Yesus juga mengalahkan kuasa maut. Lebih dari itu, Yesus sendiri bangkit dari kubur. Sesungguhnya, tidak ada catatan tentang pendiri-pendiri agama atau nabi mana pun yang memiliki kuasa yang setara dengan kuasa Yesus tersebut. Apalagi, faktanya, tentu saja tidak ada.
Ketiga, kenaikan Yesus ke surga menegaskan identitas-Nya yang sesungguhnya. Seseorang pernah mengatakan, “Semua yang hidup akan berakhir ke bawah, karena semua yang hidup akan mati dan dikubur”. Namun tidak demikian dengan Yesus. Tuhan Yesus mengakhiri hidup-Nya ke atas. Kenaikan Yesus tersebut menunjukkan dari mana Dia berasal. Hal itulah yang pernah ditegaskan-Nya kepada orang-orang yang memusuhi-Nya: “Kamu berasal dari bawah, Aku dari atas; kamu dari dunia ini, Aku bukan dari dunia ini,” (Yoh 8:23). Selanjutnya, dalam pasal berikutnya kita membaca bahwa sambil memandang ke atas, Tuhan Yesus berdoa: “Aku tidak ada lagi di dalam dunia, tetapi mereka masih ada di dalam dunia, dan Aku datang kepada-Mu,” (Yoh 17:11). Dengan perkataan lain, kenaikan Yesus ke surga merupakan peristiwa “pulang mudik”. Hal itu dilakukan-Nya, setelah seluruh pekerjaan-Nya selesai (Yoh 17:4).
Amanat Agung
Sebelum Yesus naik ke surga ada pesan yang Ia sampaikan kepada murid-murid-Nya. Matius 28:19-20, ”Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai akhir zaman.”. Amanat Agung ini juga masih berlaku sampai saat ini bagi kita yang mempercayai Kristus. Menjadi Saksi Kristus adalah pesan penting yang disampaikan Yesus sebelum Ia benar-benar naik dan terangkat ke surga. “Kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu. Dan kamu akan menjadi Saksi-Ku di Yerusalem, dan di seluruh Yudea dan Samaria, sampai ke ujung bumi” (Kis 1:8).
Akhirnya semoga dengan kembali merayakan kenaikan Kristus kita semakin diingatkan akan tugas dan panggilan hidup kita menjadi Saksi Kristus. Dan meskipun peristiwa sejarah ini tidak kita rayakan sebesar perayaan Natal atau Paskah, semoga kita tidak melupakan esensi dari peristiwa Kenaikan Kristus. Amin
(TS)
Label: Misioner Mei 2009, pembinaan
comment?
/ top